Review #15 Oppa & I : Love Missions

on Senin, 24 November 2014


Judul : Oppa & I
Nama Penulis : Orizuka & Lia Indra Andriana
Penerbit : Haru
Penyunting : Nyi Blo
Desain cover dan illustri isi : Angelina Setiani
Tanggal Terbit : Januari 2013
Edisi : Cetakan Kedua
ISBN : 978-602-7742-09-3

Sinopsis :
Jae In :
Oppa
‘Cinta’ itu sebenarnya apa ?
Kenapa ia tidak bisa membuat orang-orang tetap tinggal?
Katakan padaku, aku harus bagaimana?

Jae Kwon :
Jae In-a
Tak usah cemas, ada Oppa di sampingmu, kan?
Kita akan melalui semuanya bersama.
Kau hanya harus percaya pada Oppa!

“Setiap orang punya kebebasan menyukai seseorang, juga menolak seseorang kan ? (hal. 41)
Oppa & I : Love Missions adalah seri kedua dari novel Oppa & I Wahh…senang rasanya bisa kembali berpetualang dengan si Kembar Park lagi.

Oppa & I : Love Missions bercerita tentang si Kembar Park lagi. Kali ini penulis menyajikan cerita kelanjutan dari seri pertamanya. Setelah kesalahpahaman itu terselesaikan, sedikit demi sedikit sifat Jae In yang tertutup mulai terbuka. Ia sudah mau memanggil Jae Kwon dengan sebutan ‘Oppa’ dan si Kembar Park sudah sangat akrab.

“Kenapa punyaku cuma separuh ?” —Jae In
“Tentu saja. Kita kan kembar. Kita harus selalu berbagi. Lagi pula, oppa kan memberimu kepala ikan yang banyak nutrisinya.” —Jae Kwon

Dalam novel Oppa & I : Love Missions penulis kembali menyajikan konflik. Namun lebih dititik beratkan pada ayah dan ibunya si Kembar Park yaitu Sandy dan Park Jae Bin.

“Keluarga idaman atau tidak, keluarga tetaplah keluarga.” (hal. 81)

Kalau di seri pertama romance-nya kurang, kalau di seri ini ada tapi tidak terlalu banyak. Namun saya cukup senang karena tokoh Seung Won lebih banyak muncul dibandingkan seri yang pertama. Suka senyum-senyum sendiri sama sikapnya Seung Won. Yang marah tapi tetap perhatian.

“Kalau kau punya impian dan impianmu ditertawakan, bagaimana perasaanmu?” –Seung Won
“Dikagumi gadis-gadis… itu impianmu?” –Jae In
“Mungkin kau harus nonton lebih banyak drama Korea supaya mengerti maksudku. Jangan lama-lama di luar, nanti kena flu.” –Seung Won

Nah, meskipun marah, dilihat dari percakapan itu, Seung Won tetap perhatian juga kan ?
Salut banget sama penulisnya, kak OriLia, yang mampu menyatukan dua kepala mereka untuk membuat novel berseri ini. Kebayangkan gimana susahnya. Apalagi mereka harus menyatukan prinsip dan tetek bengeknya. Agar novel ini mampu menghibur pembaca.

Dibandingkan Jae Kwon menurut saya tokoh Seung Won bisa berpotensi dijadikan tokoh utama. Karena, yahh…entah kenapa saya jatuh cinta dengan perjuangan Seung Won untuk mendapatkan cinta Jae In.

Saya rasa keberadaan Seung Won  banyak memberikan pengaruh positif kepada Jae In. Karena setelah dekat dengan Seung Won, Jae In mulai membuka dirinya untuk mempercayai orang lain. Apalagi Seung Won mengingatkan Jae In tentang cita-cita dan masa depan yang harus ia pikirkan.

“Masa SMA itu hanya sekejap mata. Tanpa terasa kita akan lulus dan mulai menata masa depan. Ada baiknya kau memikirkan cita-citamu mulai dari sekarang.” –Seung Won (hal. 138)

Jadi ingat sewaktu saya SMP dulu. Ada seorang cowok yang saya sukai, yang keberadaannya juga memberikan pengaruh positif bagi saya. I Miss Him^^

Juga tentang kisah cinta antara Jae Kwon dan Ha Neul yang menggelikan. Tentang pernyataan cinta Jae Kwon yang konyol tapi romantis. Karena tentu butuh keberanian yang besar untuk menyatakan cinta di depan umum kan ?

Kalau di seri pertamanya saya menemukan kekurangan novelnya berupa kesalahan penulisan, alhamdulilah disini tidak ada. Overall, saya sangat menikmati kisah si Kembar Park ini lagi. Terutama saya semakin penasaran dengan kisah cinta antara Seung Won dan Jae In.

Kalimat favorit saya dalam novel ini :
1. “Memang benar, di saat bahagia kau akan menikmati irama musik sebuah lagu. Tetapi saat bersedih, kau akan merenungi lirik lagunya.” (hal. 06)

2. “Memangnya bisa ya hati ditambal? Oleh orang lain pula? Ini kan bukan film animasi macam One Piece atau sejenisnya.” (hal. 09)

3. “Cinta. Apa sih yang membuat semua orang sepertinya mabuk oleh satu kata itu?” (hal. 20)

4. “Semua orang punya sisi lemah, sisi yang tak sempurna. Semua orang bisa melakukan kesalahan.” (hal. 87)

5. “Janji walaupun kecil…tetap harus ditepati,  kan?” (hal. 128)

6. “Kalau kau tidak pernah menyampaikan apa yang ada di dalam hatimu, orang lain tidak akan pernah tahu.” (hal. 136)

7.

“Mengidolakan seseorang itu bagus, apalagi jika kau bisa mengambil sisi positifnya.” (hal. 150)

1 komentar: