Nama
Penulis : @edi_akhiles
Penerbit : Laksana
Editor : Tim Koplak
Tata Sampul & Illustrasi : Agus
Bledus
Tata Isi : Bambung Suwung
Pracetak : Wardi Bei
Tanggal
Terbit : Maret 2013
Edisi
: Cetakan Pertama
ISBN
: 978-602-7723-55-9
Sinopsis
:
#NoMainstream!
Identik dengan gila-koplak!
Buku cerita leadership ala CEO yang ganjil, ngakak, inspiratif: ternyata dunia
professional bisa dibanting-banting sedemikian strong diversity, dan itu nampol
muka banget. Pera pemimpin, professional, pebisnis, calon pengusaha, dan calon
kepala atau anggota rumah tangga, baca deh buku kaya olah kreatif karikatur
ini!
@edi_akhiles, calon dokter ini
namanya diabadikan dalam Angkatan Sastra
2000. Merintis publishing (DIVA
Press Group) sejak tahun 2001 dan jadi CEO-nya. Buku-buku bestseller-nya, antara lain Andai
Aku Jalan Kaki, Thx for Auratmu, dan Rogoh Ah… Pengen ngekos di rumahnya? Klik: www.akhilesislion.blogspot.com Pengen pin BB-nya juga? Add:
1311kplk1977.
***
“Ada
dua tipe manusia, orang biasa dan orang luar biasa (biasa keluar juga boleh, kok). Kalau tidak bisa jadi orang luar
biasa, pilihlah jadi ‘orang gila’, karena ide-ide ‘orang gila’ terkadang jauh
lebih luar biasa. Si bos koplak ini contohnya!”
@edikkoeswoyo,
penulis
novel dan skenario.
“Gue
selalu dibuat terpingkal-pingkal setiap baca tulisan beliau dan sekaligus
ngerasa diajak berempati. Tulisan yang sangat cerdas! Susah ditiru!”
@rezanufa,
penulis
novel dan penggemar filsafat.
“Buku
CEO Koplak gilaakk
abiiss…kereeennn…kreatif…inovatif, dan kawan-kawannya, menyadarkan gue kalo
dunia akan terasa lebih sangat indah jika bisa BE MY SELF tanpa kekangan. Two
tumbs up!”
@rara_3R,
penulis
novel.
“Buku
ini nyeritain ‘cara menyimpang’ leadership
@edi_akhiles, CEO DIVA Press Group, yang out
of the box, strong mainstream diversity, crazy top down which equals koplak
satu koplak semua. XD *unyel-unyel*.”
@IenMyunk(Noey
Moore),
penulis
novel dan Putri Indonesia Jawa Tengah 2004.
“Orang
yang mengira buku ini hanya main-main, sesungguhnya mereka hanya tidak ingin
mengakui bagaimana buku ini telah berhasil mempermainkan logika dan hati mereka
dengan begitu mudahnya.”
@herlinatiens,
penulis
novel.
Hai
! ketemu lagi dengan saya. Si maniak yang cuek ini #hihi. Rada bosen ya ketemu
sama saya ? #Iyaa…Jahat banget sih. Kali ini saya mau me-review buku gokil yang satu ini lho. Udah pada nggak sabar kan ?
Yuk mari, cekidot !!
My
review :
“Jangan jadi lalat dalam toples
kaca: bebas terbang kesana-kemari seolah sudah melihat dunia, padahal ia hanya
tetap ada di dalam toples itu. Lo kudu out of the box.” (hal.15)
Ini
termasuk novel dengan genre gokil, lucu, humor, pokoknya semacam itulah. Isi
ceritanya tentang kisah sehari-hari seorang CEO dari sebuah perusahaan
publishing DIVA Press Group. Yup siapa lagi kalau bukan bang @edi_akhiles.
Ceritanya
tentang kejadian paling gokil dalam hidupnya selama ia menjabat menjadi CEO.
Tentang dirinya yang out of the box
waktu bekerja #ApasihMaksudnya? Pada nggak ngerti ya ? Ya udah sini saja
jelasin. Di dalam buku ini bang @edi_akhiles itu bukan termasuk orang yang
pakai kemeja putih, rambut kelimis, pakai dasi, kaca mata bening, celana
kombor. No, itu bukan gayanya.
Dibuku
ini bang @edi_akhiles ogah biasa, jadi dia kudu gila. Mantap banget kan !
Pokonya ini buku bagus banget. Suwer ! Banyak hal di dalam buku ini yang
menginspirasi saya. Terumata tentang dunia penulisan dan penerbitan. Bahwa ada
juga lho penerbit yang mau nerbitin buku tapi harus bayar. Dan tanpa menyeleksi
naskah, bisa terbit tapi pakek duit. Gila nggak tu ?
“ ‘Merasa pintar’ dan ‘merasa sudah
jadi penulis’ adalah efek memuakkan dari pembunuhan terhadap masa depan mereka
sendiri.” (hal.65)
“Publik luaslah yang akan menjadi
hakim sempurna atas kapasitas lo sebagai penulis. Masyarakat luas itulah the
real “intellectual community” yang bakal mutusin lo sudah layak jadi penulis
top atau belum.”
(hal.66)
Di
dalam buku ini bang @edi_akhiles menceritakan keakraban dirinya dengan
karyawan-karyawannya. Ini positif banget. Bahkan kadang beliau mengadakan
nobar. Dengan nobar itulah, semua label formal antara pimpinan dan bawahan
lepas, merobek tuntas batas-batas profesionalisme yang begitu kental di kantor.
Tertawa bersama dengan kekonyolan dan kegilaan yang dibuat masing-masing orang.
“Menertawakan diri sendiri merupakan
salah satu cara efektif untuk memasuki alam psikis orang lain.” (hal.133)
Ya,
intinya ni buku bagus pakek banget dah. Idenya masih unik lagi. Menceritakan
keseharian dalam bekerja dengan menampilkan sisi gokil yang bisa bikin ketawa
para pembacanya. Tapi kok saya jarang ketawa ya waktu bacanya. Kesannya
lurus-lurus aja gitu. Saya bahkan gregetan sendiri, dan berpikir mungkin ada
kejutan di pertengahan. Tapi tetep nggak ada, cuma pada bagian akhir doang saya
bisa ketawa, itu juga nggak ngakak-ngakak abis gitu. Padahal pengennya ketawa
ngakak sampai perut rasanya sakit.
Meski
buat saya buku ini kurang gokilnya, namun buku ini banyak sekali mengajarkan
saya tentang bahwa kita harus out of the
box kalau ingin berbeda.
“Kalau lo bisa berbeda sendiri dalam
sebuah kumpulan, niscaya lo akan muncul ke permukaan. So, jika lo pengen jadi
“pemuncul” dari keriuhan sebuah kelompok, lo kudu menampilkan sesuatu yang
beda!”(hal.136)
Nah,
itu lho ! Itu kuncinya. Kita harus menampilkan sesuatu yang beda. Asal jangan
dandan kayak orang gila supaya kelihatan beda. Jangan lho ya !
Soal
cover dan tampilan halamannya. Cukup bagus. Halaman demi halamannya di beri
hiasan, yang enak dipandang mata. Jadi kesannya nggak polos gitu. Plusnya lagi
adalah, ada ilustrasi gambar kayak komik gitu didalamnya.
Ada
beberapa quotes yang saya suka dari buku ini, diantaranya :
1.
“Orang
baru kagak akan pernah bisa gantiin orang lama, sebab setiap orang punya
karakter dan sejarahnya sendiri-sendiri. Ini bukan lagi (seringkali buat gue)
tentang kinerja, omset, dan kinerja. Bukan melulu itu. Ini tentang me and you =
us!” (hal.77)
2.
“Orang
tuh emang pada punya kecenderungan ngulik pikiran negatifnya sendiri, bahkan
untuk hal yang sejatinya sangat sangat sangat kagak penting untuk dipeduliin.”
(hal.139)
3.
“Gue
nggak bakal pernah bisa beli kekariban, tetapi gue bisa menciptakannya dengan
cara cara sederhana penuh kesan.” (hal.149)
0 komentar:
Posting Komentar