Judul
: The Chronicles of Audy : 4R
Nama
Penulis : Orizuka
Penerbit : Haru
Penyunting : Tia Widiana
Cover Designer dan illustrator :
Bambang ‘Bambi’ Gunawan
Proofreader : Yuli Yono
Tanggal
Terbit : Juli 2013
Edisi
: Cetakan Pertama
ISBN
: 978-602-7742-21-5
Sinopsis
:
Hai. Namaku Audy.
Umurku 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja,
sampai kedua orangtuaku jatuh bangkrut karena ditipu.
Aku hanya tinggal selangkah lagi
menuju gelar sarjanaku.
Selangkah lagi!
Tapi kedua orangtuaku rupanya tega
merusak momen itu.
Jadi sekarang, di sinilah aku
berada.
Di rumah aneh yang dihuni oleh 4
bersaudara yang sama anehnya.
Regan, Romeo, Rex dan Rafael.
Aku, yang awalnya berpikir akan
bekerja sebagai babysitter, dijebak
oleh kontrak sepihak dan malah dijadikan pembantu.
Terdengar klise?
Mungkin, bagimu. Bagiku? Musibah!
Ini, adalah kronik dari kehidupanku
yang mendadak jadi ribet.
Kronik dari seorang Audy.
Saya
sudah membaca buku ini untuk yang ke-4 kalinya. Dan di-4 kalinya inilah saya
baru berani membuat review-nya.
“Setelah Audy pergi,
kami langsung sadar kalau kehadiran Audy sangat penting bagi kami. Bukan
sebagai pembantu atau babysitter, tapi sebagai bagian dari keluarga.”
(hal. 308)
The
Chronicles of Audy : 4R bercerita tentang kronik seorang Audy
Nagisa disaat-saat menjelang skripsinya. Tentang dirinya yang mendadak mendapatkan
nilai yang luar biasa. Tentang dirinya yang tidak boleh pulang sewaktu liburan
semester—dan akhirnya ia mengetahui kalau keluarganya bangkrut lagi karena
tertipu oleh investasi abal-abal. Tentang dirinya yang terjebak oleh kontrak
sepihak—padahal sebenarnya ia terhipnotis duluan oleh kontrak yang mengatakan
gaji bisa dibayar di muka. Tentang pengusirannya dari kost-nya yang membuat
dirinya harus tinggal dengan 4R.
Jujur
saja, setelah membaca untuk yang ke-4 kalinya, saya meyadari bahwa saya tidak
akan bosan meski harus membacanya untuk yang ke-5 atau ke-10 kalinya. Ide
ceritanya memang terdengar umum. Tentang kesulitan hidup—apalagi untuk seorang
mahasiswi yang kuliah diluar kota dan butuh banyak biaya, dsb. Namun yang
membuat novel ini menarik adalah Kak Orizuka mampu mengemas ide cerita yang
biasa ini menjadi luar biasa. Menurut saya sebagian besar karena pengaruh
karakter-karakter tokoh yang digambarkan oleh penulis.
Audy—sosok gadis bodoh yang
tergoda oleh gaji sembilan ratus ribu sebulan yang dibayar di muka tanpa tahu
kalau dirinya akan dijadikan babysitter-garis-miring-pembantu.
Yang hanya diperalat oleh 4 bersaudara itu—untuk membersihkan rumah mereka yang
seperti tempat penampungan sampah, misalnya.
Regan— nama kode R1.
Titisan Keanu Reeves yang berperan sebagai Constantine, ganteng *sudah pasti
plus bonus lesung pipi. Sosok yang nyaris sempurna, pekerja keras, tapi
perhitungan.
“Ah Audy ! Kamu memang keren!”
“Dengan begini, kita bisa hemat uang laundry!”
Romeo—nama kode R2.
Cowok yang tak kalah keren. Wajahnya mirip dengan Regan, hanya agak kusam.
Sosok pemalas yang takut air—karena ia jarang mandi, senang bermain, walaupun
paling ramah.
“Kenapa harus mandi ?”
Rex—nama
kode R3. Si robot korslet. Si kamus berjalan. Sebuah robot dengan kapasitas
jutaan terabytes kali lebih banyak
dari kaum manusia. Suka menyindir. Sosok terpelajar yang seluruh hidupnya
didedikasikan untuk prestasi akademis, tapi tertutup dan sensitif.
“Kalo kamu yang bikin, kapan kita bisa makan.”
Rafael—nama
kode R4. Anak berumur empat setengah tahun yang tidak seperti kebanyakan anak
seumurnya. Nakal dan menyebalkan. Jauh dari kata imut. Dan si R4 inilah yang kadang
membuat Audy gondok dan jengkel sampai ke ubun-ubun. Sosok balita gadungan yang
memiliki sifat kakak-kakaknya.
“Eh Au, ambilin minum dong,”
Penyajian
karakter-karakter tokoh yang unik dan terasa nyata dari awal inilah yang membuat saya jatuh
cinta pada novel ini. Tapi saya agak tidak setuju dengan penggambaran ‘Rumah
aneh yang dihuni oleh 4 bersaudara yang sama anehnya’ menurut saya lebih baik
begini, ‘Rumah impian yang dihuni oleh 4 bersaudara yang bagaikan malaikat
tampan dengan gen yang bagus’ hehe.
Penggambaran
karakter tokoh-tokohnya yang seperti nyata itu mampu membuat saya—terumata
saya, berada di dalam cerita. Seakan-akan saya ditengah-tengah mereka.
Dan
jujur saja saya bingung mau memberi review seperti apa. Untuk kekurangan,
hampir tidak ada. Covernya simple tapi greget banget. Warna cover yang coklat
dan dipadu dengan warna pink di bagian sisinya juga unik dan balance.
Konflik
yang disajikan juga cukup beragam dan membuat pembaca *terutama saya dibuat
terkejut. Terutama konflik tentang Audy yang ternyata harus menguburkan
impiannya untuk bisa menjadi istri Regan.
Ini
adalah buku pertama kak Orizuka yang saya baca. Dan kesimpulannya saya langsung
jatuh cinta sama karyanya. Penggambaran alurnya sederhana dan berurutan.
Konflik disetiap bab-nya pun disajikan dengan berbeda oleh penulis. Terumata
tentang tokoh Rafael. Bahwa sebenarnya ia sama seperti anak-anak seusinya pada
umumnya, yang membutuhkan perhatian walaupun mulutnya terus mengatakan tidak.
Juga tentang Rex yang terlihat tidak peduli padahal dia punya pemikiran
sendiri. Berusaha untuk tetap hidup sehat dan mandiri supaya nggak nyusahin,
misalnya. Agar kakak-kakaknya bisa lebih fokus ke Rafael.
Dan
katanya buku ini adalah novel berseri. Entah sampai berapa. Wahh..saya jadi
seneng. Kenapa ? Karena saya bakal berpetualang lagi dengan 4R1A. Dengan
konflik dan kisah-kisah yang berbeda.
Overall, saya
sangat menikmati kronik dari seorang Audy Nagisa yang disajikan oleh penulis.
Dan semakin penasaran tentang kisah 4R1A di buku selanjutnya.
Ada
beberapa kalimat favorit saya di dalam novel ini, diantaranya :
1. “Membuat
judul skripsi ternyata tidak semudah membuat judul karangan ‘Liburan ke Rumah
Nenek’” (hal. 26)
2. “Kenapa
harus ada yang namanya skripsi sih di dunia ini! SkripSial!!” (hal. 27)
3. “Entah
itu buku atau layar komputer, selama itu tentang pelajaran pasti akan membuatku
mengantuk seketika” (hal. 32)
4. “Di
dunia ini, apa ada orangtua yang tidak memikirkan masa depan keluarga mereka
sendiri ?”
(hal. 33)
5. “Kalau
ruang tamu kemarin seperti tempat penampungan sampah, maka ruangan ini bisa
dibilang
tempat pembuangan akhir” (hal. 77)
6. “Tidak
ada yang bilang kalau hidup itu mudah” (hal. 103)
7. “Kalau
kadar kecanggungan bisa dihitung, dari skala satu sampai sepuluh, saat ini
skalanya
seratus” (hal. 211)
8. “Populer
nggak ada artinya kalau nggak sehat” (hal. 250)
9. “Bagaimana bisa melupakan orang yang setiap hari
harus kulihat ?” (hal. 267)
Wow, bukunya Orizuka yang pertama dibaca? Selamat berburu buku-bukunya Orizuka yang lain yaaa... ;)
BalasHapusbenar" hoby membaca dan me reviewnya ya seperti yg di bio, sampe baca 4 kali supaya reviewnya itu pas :) keren
BalasHapus