Review #9 Arassi

on Senin, 03 November 2014


Judul : Arassi
Nama Penulis : Icha Azania, dkk.
Penerbit : Ufuc Fiction
Penyunting : Nur Sofiyani
Pewajah Sampul : Apung Donggala
Pewajah Isi : Husni Kamal
Tanggal Terbit : Januari 2013
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-18636-2-6





Sinopsis :
Dia seharusnya memberikan luka pada gadis itu. Bukan sebaliknya. Dia justru yang harus terluka karena tak mampu mengendalikan perasaannya. Konsekuensi yang harus ditanggung tidak main-main. Sayap malaikatnya, harus dicabut. Tapi beruntung, dia masih diberi kesempatan untuk berbagi cerita tentang kisah tragis yang harus dialaminya sebagai Malaikat Pemberi Luka.

Kisah karya para pemenang Sayembara Fantastic Fiction ini akan menenggelamkanmu ke dalam dunia yang penuh petualangan dan keindahan.
***
“Variasi kisah yang ditutur di sini menunjukkan kreativitas para penulis muda Indonesia.”
—Ken Budha, Penulis Shangri-La the Hidden City
“Kisah-kisah dalam buku ini mampu membuai saya ke dalam dunianya masing-masing dengan nyaman.”
—Ardani Persada, Penulis Vandaria Saga: Sang Penantang Takdir
“Setiap kisahnya bagaikan hadiah istimewa yang tak tergantikan.”
—Melody Violine, Penulis Vandaria Saga: Kristalisasi

Saya tidak akan berbasa-basi di sini. Nanti kalian bosan lagi kalau saya berteriak-teriak nggak jelas. Si maniak ini takutnya membuat kalian bosan. Langsung ke intinya aja ya *hehe. Yukk..yukk…check this out !!!

My Review :
Ini adalah buku kumpulan karya para pemenang Sayembara Fantastic Fiction. Dengan kekreatifan dan imajinasi terliar mereka dalam menulis sebuah karya fantasy yang mampu membawa pembaca masuk ke dalam ceritanya.

Nora Antoine — Icha Azania
“Untuk mendapatkan apa pun harus ada pengorbananya. Kesempatan hidup sekali lagi juga bukan hal sepele, ini sesuatu yang besar.” (hal.09)

Begitulah sepenggal percakapan yang terdapat dalam cerpen ini. Berkisah tentang seorang gadis yang mengalami system penghidupan kembali setelah mati. Namun ia tetap ingin menjadi dirinya sendiri dan bukannya orang lain.

Kembali — Sani Nurahayu
“Jika aku mati, apa yang akan kau lakukan?”
“Haha…kau ini! Aku hanya bercanda! Lagi pula keluargaku tidak memiliki riwayat penyakit aneh yang mematikan.”
“Jika kau mati, aku akan mencari cara untuk memutar waktu dan mengembalikanmu ke sisiku. Aku berjanji, Arga!”

Cerpen dengan alur maju dan mundur. Lebih banyak menampilkan flashback. Tentang Irish yang rela menukar nyawanya demi kekasihnya, Arga. Namun, keputusan yang ia ambil malah tak seperti yang diinginkannya. Ia tertipu dan semakin membuat kekasihnya menderita.

83845 — Angela Oscario
“Aku cinta kamu,” bisiknya. Dan aku membisikkan hal yang sama. Kami siap menghadapi apa pun… bersama…dalam cinta.

Apa jadinya kalau manusia malah dijadikan makhluk ternak tak berharga yang dipelihara oleh para robot. Menjadi manusia ternak di dalam peternakan, makan, tidur, bekerja atas kebaikan para robot. Inilah imajinasi liar yang lainnya, yang mampu membuat saya berdecak kagum. Penulis muda Indonesia memang TOP *hehe.

Wina The Witch — Ria Tumimomor
“Tipis kemungkinan untuk mendapatkan segala sesuatu yang kita harapkan.” (hal. 74)
“Jangan mudah terpesona akan segala sesuatu yang terlihat indah dari luar, Wina. Belajarlah melihat orang lain dari dalam hati mereka….” (hal. 75)

Wina, seorang gadis penyihir yang menuntut dirinya untuk bisa bergaul dengan Reina—gadis terpopuler di sekolahnya, namun gagal. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang cowok berkacamata bernama Phillips.

Apa Arti Kebebasan — Susanty Tandra
Namanya XT2217. Ia bukan robot, melainkan manusia. Seorang bocah berumur dua tahun yang fisiknya sudah matang bagaikan anak berumur dua belas tahun. Ia adalah bocah yang dijadikan untuk sebuah penelitian. Ia ingin bebas…namun hal yang ia inginkan rupanya jauh diluar apa yang ia bayangkan.

Jantung naga — Feby Anggra
Sigurd menginginkan temannya Filly untuk membantunya dalam sebuah misi untuk mendapatkan jantung naga. Namun apa jadinya kalau naga yang sedang mereka buru ternyata immortal dan menyukai romansa ?

Malaikat pemberi luka — Ginanjar Teguh Iman
Malaikat itu harusnya tak memunculkan perasaan ragu dan bimbang. Dia seharusnya memberikan luka, namun dia justru terluka karena tak mampu mengendalikan perasaannya. Sebuah kisah tentang perasaan jatuh cinta yang teramat dalam. Yang menyebabkan malaikat itu harus mengorbankan sayapnya untuk dicabut.

Arassi—Anggari Purnama Dewi
“Tidak ada yang bisa menyakiti sehebat cinta, tidak ada yang membuatnya merasa tercabik-cabik seperti ini.” (hal. 228)
“Malaikat bukannya tidak punya cinta, hanya saja ia memilih lebih fokus dan bekerja keras daripada merumitkan hidup dengan cinta yang terlalu banyak.” (hal.221)

Julian—malaikat perang yang dibentuk untuk tangguh dan tak terkalahkan, yang kaku dan sedingin es, yang sama sekali tak memiliki kelembutan apalagi perasaan, yang dulunya muak soal cinta kini mulai merasakan yang namanya jatuh cinta setelah sebuah kejadian membuat ia percaya kalau ternyata cinta itu begitu kuat.
***
Itulah beberapa cerpen yang terdapat dalam novel ini. Sebenarnya ada 15 cerpen. Tapi yang saya tulis cuma 8 cerpen. Bukannya membeda-bedakan. Tapi masak ya saya harus tulis semuanya. Nanti nggak seru dong ! Jadi saya pilih garis besarnya aja. Selebihnya di baca sendiri, dengan membelinya *hwehehe #Promosi.

Nice. Imajinasinya luar biasa hebat. Ini nih imajinasi terliar mereka. Berulang kali saya dibuat takjub dan merinding. Penulis muda Indonesia memang TOP lah. Tapi sayangnya tidak semua cerpen yang ada mampu membuat saya berkesan. It’s okay…saya tidak mengatakan itu jelek lho ya ! Mana mungkin memang lomba kalau cerpennya jelek. Tidak. Bukan begitu. Cerpennya bagus, idenya bahkan unik. Tapi…setiap orang kan punya penilaian masing-masing. Jadi, dari semuanya saya lebih suka yang terakhir. Judulnya Arassi.

“Katakan, apakah itu benar ?”
“Tidak.”
“Apakah itu benar?”
“Tidak.”
“Kau mencintaiku?”
“Tidak.”
“Apa kau mencintaiku?”
“Tidak sama sekali.”
“Apa kau mencintaiku?”
“Baiklah, itu benar.” (hal. 234)

Yup…sepenggal percakapan yang mampu membuat saya meleleh seketika. Okay…saya lebay. Tapi itu percakapan favorit saya di dalam cerpen Arassi. Penggambaran karakter para tokohnya juga sangat bervariasi. Menambah novel ini semakin menarik dan berbeda.

Sekarang saya mau komen kekurangannya. Yup…covernya. Saya tidak suka dengan covernya. Terlalu gelap dan nggak jelas. Iya saya tahu kalau gambarnya malaikat. Tapi wajahnya ya jangan gelap gitu dong ! Dulu awal-awal bimbang mau beli atau nggak. Soalnya covernya kurang menarik minat para pembaca. Tapi untungnya isi dalam cerpennya Amazing semua ! Nggak jadi kecewa deh. Overall, variasi kisah fantasy yang ada dalam novel ini buaguss banget ! I Like it.

0 komentar:

Posting Komentar