[Review] The Chronicles of Audy : 21

on Minggu, 15 November 2015




Judul : The Chronicles of Audy : 21
Nama Penulis : Orizuka
Penyunting : Tia Widiana
Cover Desainer dan illustrator : Bambang ‘Bambi’ Gunawan
Proofreader : NyiBlo
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : September 2014
Edisi : Cetakan Kedua
ISBN : 978-602-7742-37-6
Rating : 5 dari 5 bintang

Hai. Namaku Audy.
Umurku masih 22 tahun.
Hidupku tadinya biasa-biasa saja sampai aku memutuskan untuk bekerja di rumah 4R.

Aku sempat berhenti, tapi mereka berhasil membujukku untuk kembali setelah memberiku titel baru : “bagian dari keluarga”

Di saat aku merasa semakin akrab dengan mereka, pada suatu siang, salah seorang dari mereka mengungkapkan perasaannya padaku.

Aku tidak tahu harus bagaimana!

Lalu, seolah itu belum cukup mengagetkan, terjadi sesuatu yang tidak pernah terpikirkan siapa pun.

Ini, adalah kronik dari kehidupanku yang semakin ribet.

Kronik dari seorang Audy.
***

“Keluarga tidak pernah menyerah satu sama lain.” –hlm. 40

Meski Regan dengan mengharukan mengatakan kalau Audy sudah dianggap sebagai “bagian dari keluarga” (plus dia bilang akan menjaga Audy layaknya dia menjaga adik-adiknya), nyatanya, keadaan masih belum banyak berubah. Audy masih membersihkan rumah, masih mencuci pakaian, masih mencuci piring, dan masih di-bully adik-adiknya. Namun, selama sebulan tinggal kembali di rumah 4R—setelah sebelumnya ia harus pergi karena ayahnya marah ia bekerja jadi babysitter merangkap pembantu (baca : review buku pertama) terjadi banyak hal yang mengubah hidupnya. Empat cowok—Regan, Romeo, Rex, Rafael—yang awalnya dianggapnya menyebalkan, lama-kelamaan merebut hatinya dan membuat Audy berbalik menyayangi mereka.

Namun, tetap saja masalah skripsi yang harusnya ia selesaikan dengan segera, terbengkalai karena ia masih harus mengurusi 4R. Seolah masalah skripsi itu belum cukup membuatnya kelabakan, suatu hari R3 mengatakan kalau dia menyukai Audy, lalu seakan pernyataan cintanya itu belum cukup menjungkir balikkan kehidupannya, orang yang selama ini tak pernah ia bayangkan akan hadir dalam hidupnya, muncul secara mendadak dan membuatnya semakin diserang kegalauan yang hebat.

“Perasaan kamu itu bikin aku bingung. Kamu selalu bikin aku membuat penjelasan. Kamu selalu bikin aku menunggu-nunggu. Kamu selalu bikin aku merasa bersalah. Dan tetap, kamu nggak meminta jawaban. Kamu bahkan nggak peduli pendapatku soal itu. Kamu yang saat ini, Rex Rashad, adalah orang yang egois.” –hlm. 229
***
Saya akui me-review buku bagus itu susah-nya minta ampun. Saya sampai membutuhkan waktu hampir 2 minggu untuk berpikir bagaimana me-review buku ini. Saya sempat merasa blank dan membutuhkan waktu untuk berpikir.

Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa seri The Chronicles of Audy ini selalu ditunggu-tunggu oleh para pembaca setia kak Orizuka. Termasuk saya. Apalagi seri ketiga buku ini yang berjudul The Chronicles of Audy : 4/4 juga sudah terbit.

Karya-karya kak Orizuka memang tak pernah mengecewakan para pembacanya. Karyanya selalu asyik dibaca dalam sekali duduk. Saya ingat, saya hanya butuh waktu 5 jam untuk membaca buku ini. Ada banyak hal yang saya sukai dari seri ini. Yang kebanyakan menceritakan tentang kronik seorang Audy Nagisa dalam menghadapi 4R. Selain karakter mereka yang terasa hidup, saya menyukai kegiatan ‘keluarga’ yang disajikan oleh penulis. Banyak sekali sisi positif yang saya dapat dari buku ini. Meskipun unsur romance-nya sedikit namun di sepanjang cerita dalam novel ini penulis menyuguhkan pesan moral yang patut untuk direnungkan.  Seperti misalnya bahwa keluarga tidak menyerah satu sama lain. Bagaimana Audy mengubah kepribadian Rafael, lalu mengajari Romeo untuk mengubah sifatnya yang tidak mau mandi terlebih mencuci rambutnya membuat konflik dari buku ini semakin bervariasi.

Membaca kisah mereka membuat saya menemukan keluarga baru. Keluarga baru yang tidak akan saya temukan dimana pun. Keluarga yang saling mendukung satu sama lain, keluarga yang kompak dan konyol (menurut saya >_<)

Ada yang bertanya tokoh favorit saya dalam buku ini? #Nggak!!
Semuanya. Semua tokoh dalam novel ini menjadi favorit saya. Namun, ada satu yang special. And he is…Rex. Sosok terpelajar yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk prestasi akademis, tapi tertutup, sensitive dan dingin—sikap yang kemungkinan besar muncul karena merasa dirinya genius menghipnotis saya untuk menyukainya. Sikapnya yang cuek namun diam-diam memperhatikan ini bikin saya gemas.

Di dalam buku ini konflik Audy Nagisa lebih dijelaskan secara kompleks lagi. Penggunaan kata-kata kak Orizuka yang ringan membuat saya tidak bosan untuk membalikkan halaman demi halaman sampai saya lupa waktu :D Saya selalu gemas dengan sikap Audy yang terkesan cuek padahal ia sendiri ingin meminta kejelasan. Ketika akhirnya amarah Audy meledak, saya bersiul senang, “Ini nih yang saya tunggu!”

Jadi menurut saya sendiri (karena beda orang, beda tipe juga) novel yang menarik itu yang mampu memberikan banyak sisi positif, pengetahuan baru, pesan moral yang harusnya direnungkan dan pelajaran hidup kepada para pembacanya. Tidak sekedar menunjukkan kelihaian menulis atau keindahan cerita yang disuguhkan saja. Seperti novel ini misalnya.
Dan membaca novel ini makin membuat saya lebih mengenal sosok 4R1A.

[Review] Endless Love




Judul : Endless Love
Nama Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penyunting : Arumdyah Tyasayu
Proofreader : Dini Novita Sari
Cover Designer : Angelina Setiani
Ilustrasi Isi : Frendy Putra
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Januari 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-44-4
Rating : 3 dari 5 bintang

Mereka dipertemukan oleh seutas benang merah.
Bermula dari suatu kejadian yang melibatkan benang merah, kenangan manis di antara mereka pun perlahan terukir. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, salah seorang dari mereka memilih untuk mengubur kenangan itu dalam-dalam.

Siapa yang mengira bahwa Liang Jing Hao, laki-laki dingin perwakilan perusahaan Red Line Soft Tech yang berhati dingin itu, dulunya adalah pria yang selalu penuh dengan tawa?

Dan siapa juga yang akan menyangka bahwa Song Rui En, pelukis jalanan yang selalu menunggu di depan bandara itu, dulunya adalah wanita yang hidup penuh kemewahan?

Saat mereka bertemu kembali, dapatkan kenangan tentang benang merah itu menghadirkan kebahagiaan bagi kedua orang tersebut?

Atau. . . .malah sebaliknya?
***
“Pria dan wanita yang sudah terhubung oleh benang merah, betapa pun keduanya saling membenci dan mendendam, pada akhirnya akan menikah, menjadi sepasang suami istri” —hal.67

Pertemuannya dengan Jing Hao yang sangat menjengkelkan bagi Rui En membuat keduanya malah terikat seutas benang merah. Bermula dengan benang dari rok Rui En yang terkait pada rak gantungan yang dibawa Jing Hao  saat lelaki itu dikejar-kejar polisi karena berjualan di jalan. Karena tak terima dibuat malu seperti itu, Rui En meminta ganti rugi pada Jing Hao yang notabennya memiliki kehidupan yang serba kekurangan.

Pertemuan itu akhirnya berujung pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang semakin mendekatkan mereka. Hingga perasaan bernama ‘cinta’ hinggap dalam hati masing-masing. Namun, seolah Tuhan tengah menguji cinta mereka, saat akhirnya keduanya mengetahui perasaan masing-masing, Jing Hao malah menghilang.

Rin En selalu setia menanti Jin Hao, wanita itu percaya bahwa lelaki yang disukainya itu akan kembali. Dia melepaskan semua-nya, melepaskan mimpinya untuk pergi ke Paris, melepaskan diri dari segala kekayaannya, tinggal dirumah yang dulu pernah ditempati oleh Jin Hao dan juga memilih menjadi seorang pelukis jalanan dan selalu datang ke bandara untuk menunggu kepulangan Jin Hao.

Tempat yang selalu diagungkannya sebagai tempat memohon kepulangan orang yang dicintainya, malah menjadi tempat yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. Pergulatannya selama tiga tahun seolah tidak ada artinya ketika kenyataan pahit itu harus Rui En telan.


“Semua orang selalu bilang bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi bodoh.” –hlm. 77
“Membuang seseorang dari dalam hatimu? Itu cuma bisa terjadi kalau kau sudah benar-benar tidak menyukainya sama sekali. Begitu kau menyukai seseorang, tak peduli apa kau memilih untuk bertahan atau melepaskannya, semua itu tidak bisa begitu saja terjadi. Memilih satu di antara dua pilihan? Kau mengatakannya dengan begitu mudah, tetapi sebenarnya tidak semudah itu untuk dilakukan…” –hlm. 159

“Hati seorang manusia sangatlah rumit. Hatiku pun begitu rumit. Hatiku pun begitu rumit. Sepertinya ada ratusan suara berbicara di dalam hatiku! Ada yang menyuruhku untuk melepaskannya, ada yang menyuruhku untuk memberanikan diri. Ada yang menyuruhku untuk tetap berharap akan keajaiban. Melihat lebih dekat ke dalam hati, katamu? Sayangnya, aku tidak tahu hati mana yang memiliki jawaban yang benar!” –hlm. 159

***

Awal-awal baca buku ini saya agak bingung. Scene awal adalah kejar-kejaran antara seorang laki-laki dan perempuan lalu tanpa adanya penghubung berhentinya suatu scene berganti menjadi kejadian tabrak lari, kemudian beralih di dalam pesawat. Ini apa maksudnya? Agak membingungkan. Setelah saya coba ulangi kembali, ternyata itu part flashback, namun kehadiran flashback itu sendiri malah membuat runyam.

Ide ceritanya memang berbeda dengan melibatkan benang merah. Namun, setelah membaca buku ini, gambaran benang merah dalam pikiran saya dengan buku ini tidak sama. Saya mengira akan ada unsur legenda benang merah itu sendiri, ternyata tidak. Dan menurut saya hal itu tidak membuatnya istimewa. Kalau saja diselipkan legenda dari benang merah itu sendiri, mungkin lain ceritanya.

Saya suka bagaimana penulis mengombang-ambingkan emosi dan perasaan pembaca. Saat bagaimana Jing Hao berperang dengan perasaannya sendiri, antara ingin terus bersama Rui En namun akhirnya memilih untuk memaksakan dirinya sendiri menjauhi wanita itu sehingga hatinya sendiri remuk redam membuat emosi saya naik turun. Antara ingin marah dan kecewa. Semuanya meledak. Emosi yang coba dihadirkan penulis benar-benar strong. Like it!

Entah ini karena saya baru pertama kali baca novel Mandarin atau apa, saya merasa nama tokohnya hampir sama. Hingga saya pusing dibuatnya. Haha…mungkin ini karena saya kurang familiar dengan nama-nama orang China yang susah dihafalkan dan dibaca :D

Meskipun buku ini menceritakan ketertarikan benang merah antara Jing Hao dan Rui En, saya suka saat penulis memberikan ruang lebih bagi para tokoh pendamping lainnya. Seperti tokoh Xin Jie. Bagaimana penulis menjelaskan kondisi tokoh tersebut membuat konflik dari cerita ini tidak berpusat pada tokoh utama saja.

Ditengah cerita, penulis menghadirkan flashback hubungan antara Jing Hao dan Rui En. Pertemuan pertama mereka, sampai bagaimana akhirnya mereka terpisah selama 3 tahun. Saya sangat suka kehadiran flashback ini, namun klimaks dari konfliknya tidak berada di part tersebut. Klimaks dari konfliknya berada pada masa sekarang. But..It’s no problem. Alur ceritanya terlalu mendadak dan terkesan dipaksakan. Beberapa kali saya bahkan dibuat sebal karena hal ini. Catatan lainnya tentang novel ini adalah…I like the cover, really. Covernya manis banget.

Saya suka bagaimana penulis menggambarkan karakter tokoh wanita utama, Rui En. Yang diam-diam merasa bersalah dan terlalu gengsi untuk minta maaf. Berpura-pura marah dan berbicara seenanknya lalu setelahnya merasa dirinya terlalu galak dan menyakiti orang lain. Ending-nya? Hmm…kurang nendang dan terkesan flat. Padahal saya sudah memasang ekspektasi besar bahwa ending dari novel ini akan menarik atau setidaknya membuat saya senyum-senyum sendiri. Tetapi sayang, saya tidak menemukannya.

Winner Announcement [Blog Tour] Giveaway P.S. I Still Love You by Jenny Han

on Senin, 09 November 2015
 Siapa yang sudah menunggu pengumuman pemenang di blog saya ? Sebelumnya, terimakasih untuk
teman-teman yang sudah sabar menantikan pengumuman ini.

Akan ada 2 pemenang dalam Blog Tour kali ini. Saya sudah memilih nama-nama pemenangnya dengan
pertimbangan yang amat ketat. Bingung juga sebenarnya, karena jawabannya pada bagus semua. Pengennya dimenangin semua #TapiNggakMungkinJuga karena cuma akan ada 2 pemenang.

Saya menilai dari segi jawaban dan komentar mereka di review saya. Terimakasih atas saran, kritik dan
masukannya terhadap review saya. Semoga saran, kritik dan masukan kalian menjadi suntikan semangat saya untuk mereview dengan lebih baik lagi. Dan 2 nama pemenang itu adalah....

Jrengg...jrengg...jrengg...jrengg....
Congrats :
Tasya
@tasyaamanda95

Shiela Hartiningtyas
@ruth_shiela

Untuk para pemenang, tulis alamat email kalian di komentar postingan ini dan silahkan kirim data diri berupa nama lengkap, alamat, dan no.hp kalian ke email saya ranydwi11@yahoo.co.id
Saya tunggu emailnya dalam waktu 3x24 jam. Jika dalam waktu tersebut tidak ada konfirmasi apa pun, terpaksa dilakukan pemilihan pemenang ulang.

Untuk teman-teman yang lain, terima kasih atas partisipasinya. Jangan lupa untuk mengikuti Kuis Finale di akhir Blog Tour yang diadakan oleh Penerbit Spring. Bakal ada hadiah seru yang menunggu kamu lho, apa saja yah? Nih hadiah-hadiahnya:
1. Novel P.S. I Still Love You
2. Paket Emerald Green Label

Lalu, caranya gimana? Gampang banget!
1. Kamu harus mengikuti Blog Tour P.S. I Still Love You dari awal sampai akhir.
2. Kumpulkan semua potongan pertanyaan dari blog peserta blogtour I Still Love You.
3. Jawab pertanyaan tersebut langsung di gambarnya.
4. Kamu harus mengumpulkan pertanyaan dan jawaban dari setiap blog dan susun jawabanmu ke dalam satu image. (gabungkan semua potongan yang sudah dikumpulkan menjadi satu gambar)
5. Post jawaban kamu di wall fanpage Spring , sertakan kesan-kesan kamu terhadap Blog Tour P.S. I Still Love You.

Ini pertanyaan kuis FINALE untuk di blog ini (save gambar di bawah ini dan isi jawabannya digambarnya, kumpulkan juga pertanyaan kuis FINALE di blog lain) :