Bulan Bersinar di Bulan Maret

on Jumat, 23 Januari 2015


Judul : Story About You
Nama Penulis : Ozaki Ira
Alih Bahasa : E. Lunari
Editor : Widya Erweniati
Desain Grafis : Heru Lesmana
Penerbit : m&c!
Tanggal Terbit : 2012
Edisi : Cetakan Kedua
ISBN : 978-602-21-0395-0

“Banyak yang ingin kuceritakan padamu. Setiap hari dengan semangat aku pergi naik kereta. Karenanya sekarang bawalah padaku. Bawalah dia padaku. Karena aku menunggunya di sini.” – Kiyosu – At The Train Station

Masih sama seperti manga-manga kebanyakan, Story About You ini juga merupakan kumpulan dari 3 cerita pendek. Kisah pertama di isi oleh judul The Moon Shines On March. Bercerita tentang anak laki-laki yang akan lulus SMP tapi masih belum menemukan pacar atau istilahnya jatuh cinta. Padahal di saat kelulusan nanti biasanya anak laki-laki akan melepaskan kancing kedua bajunya untuk orang yang ia sukai. Konfliknya masih sama, yaitu seputar kisah percintaan anak remaja.

Kisah kedua di isi oleh judul At The Train Station. Bercerita tentang seorang gadis yang patah hati karena ternyata kakak kelas yang ia sukai sudah memiliki pacar. Untuk menghibur diri ia memilih bolos sekolah dan pergi dengan kereta api kemana saja tanpa tujuan dan malah bertemu dengan gurunya. Pertemuan itulah yang membuatnya kembali jatuh cinta. Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan cerita ini, namun begitu membuka halaman terakhir saya rasa saya menyukai kisah ini. Begitu manis dan menyentuh.

Dan kisah terakhir di isi oleh judul Story About you yang merupakan milik dari covernya sendiri dan mengambil porsi lebih banyak dibandingkan yang lainnya. Bercerita tentang seorang gadis bernama Hikari yang ternyata menyimpan rahasia tentang kakak kembarnya, Akari. Dalam cerita ini Hikari digambarkan sebagai gadis yang kesepian. Meskipun ia memiliki keluarga dan disayangi, ia masih merasa tak bahagia. Karena, orang yang dicintainya tidak bisa bersamanya dan dirinya malah dijodohkan dengan pria lain yang belum ia kenal. Dan konflik yang dituturkan penulis benar-benar membuat saya mengeryit sekaligus terkejut. Konflik seorang gadis yang kesepian begitu kuat disini. Saya tidak menyangka bahwa  teori-teori awal saya tentang ‘Ah, pasti ending-nya juga begini’ terpatahkan. Saya bahkan membaca kisah ketiga ini berulang kali saking tidak percayanya.

Memang kalau membaca sebuah manga biasanya saya harus baca sebanyak dua kali. Pertama kali baca yang saya perhatikan adalah gambarnya, baru setelah yang kedua kalinya saya akan benar-benar membaca ceritanya. Yah…begitulah adanya saya. Dan untuk novel ini saya agak kebingungan dengan alur yang dibuat penulisnya. Meskipun begitu, saya sangat menikmati setiap cerita yang dituturkan oleh penulisnya.

Well, tiga kisah di atas benar-benar membuat saya menyadari bahwa cinta memang tidak bisa dipaksakan dan tak semua cinta bisa saling memiliki.

“Apa aku bisa menemuimu lagi? Kisah jalan hidupku, juga orang-orang yang kucintai. Banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu. Kau yang tertawa saat mendengar ceritaku, kemudian kau akan memelukku, kan ?”- Hikari - Story About You

[Review] Shift #1

on Rabu, 21 Januari 2015


Judul : Shift
Nama Penulis : Kim Curran
Tata Letak Isi : Indriani Grantika
Penerjemah dan Penyunting : Indriani Grantika
Proofreader : Priska Ghania
Desain Sampul : Larry Rostant, Indriani Grantika
Penerbit : Penerbit Grantika
Tanggal Terbit : April 2014
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-17914-0-0

“Coba kau pikirkan semua hal penting yang tidak bisa di ubah dalam hidupmu. Semua keputusan yang menuntunmu ke keadaan yang kau jalani sekarang ini. Apa jadinya kalau semua keputusan itu bisa kau ubah? Apa yang akan kau lakukan kalau semua keputusan yang pernah kau ambil bisa kau batalkan? Jawabannya tentu saja batalkan semua kesalahan. Pasti begitu, kan?” —hlm. 02

Scott Tyler tak pernah menyangka ia akan memiliki kekuatan istimewa. Bukan kekuatan semacam bisa terbang atau tak kasat mata, namun punya kemampuan untuk mengalihkan kenyataan, setelah ia menggunakan kekuatannya untuk mengubah kenyataan dan bertemu dengan gadis bernama Aubrey Jones—seorang Spotter atau Pelacak Resmi sebuah organisasi. Bersama Aubrey, Scott mendapat berbagai informasi tentang Pengalih, para Pembelot, SLP (Satuan Liberasi Pengalih), Regulator, entropi sampai ARES yang membuatnya pusing. Dan Scott Tyler baru tahu bahwa ia seorang Shifter atau Pengalih.

“Dengan mengalihkan kenyataan, Pengalih menciptakan kenyataan baru di sekitarnya. Kita bisa membatalkan keputusan yang sudah kita ambil, menyusuri jalan yang tadinya tidak kita lalui, dan mengubah keadaan saat ini.” –hlm. 35

Awalnya Scott mengira bisa melakukan peralihan itu menyenangkan dan luar biasa, tanpa menyadari bahwa setiap tindakannya akan membawa konsekuensi yang tidak bisa terprediksi, sampai akhirnya hal mengejutkan terjadi padanya. Ia berusaha memikirkan keputusan-keputusan yang pernah ia ambil dan berangan akankah ia bisa mengubahnya. Tentang semua hal buruk yang terjadi selama 16 tahun usianya. Tentang dirinya sewaktu di sekolah, tentang Katie—adiknya, dan tentang keputusaannya saat berhenti dari ekstrakurikuler kick boxing yang membuatnya menyesal. Tanpa ia duga, ia sudah melakukan peralihan dan mimpi buruklah yang ia dapati.

“Kita hanya bisa Beralih pada hal yang ingin kita wujudkan. Peralihan yang kita percayai sebagai hal yang paling kita inginkan.” –hlm. 70

Setelah melakukan Peralihan yang membuat adiknya meninggal dan berhasil mengembalikan semuanya berkat bantuan Mr. Abbott, Scott memutuskan untuk pergi ke markas besar ARES. Ia ingin berlatih mengendalikan peralihan yang ia lakukan agar kejadian di masa lalu yang melibatkan orang-orang yang ia cintai tidak terjadi lagi.

Di markas besar ARES—Agensi Regulasi dan Evaluasi Pengalih. Divisi pemerintah yang didirikan untuk menangani semua urusan Peralihan. Dan mereka tidak bersikap lembek pada orang yang Beralih hanya untuk pamer—ia bertemu dengan Sersan Cain, Mr. Abbott, Komandan Morgan, Jake dan sekumpulan Anak Bawang. Melakukan banyak pelatihan seperti latihan bertarung, aksi tiang, dll yang tentu saja tidak mudah.

Ini adalah novel barat yang memiliki tema cerita yang unik dan berbeda. Dunia Peralihan. Berbeda dengan kebanyakan novel barat yang banyak mengangkat kisah para malaikat, novel ini menyajikan cerita yang berbeda.

“Jika kau memiliki kekuatan untuk mengubah kenyataan dengan pikiran semata, apa yang akan kau ubah ?” –Shift

Dulu, waktu membaca sampel novel-nya yang tidak salah sampai bab 8, saya sudah tertarik ingin membaca kelanjutan dari ceritanya. Hal yang di luar batas nalar manusia disajikan oleh penulis dalam novel ini. Berbagai kejutan serta konflik yang menegangkan, tidak terduga juga membuat penasaran tertuang dalam novel ini.

Ini termasuk novel refreshing diri untuk saya di tengah gempuran novel bergenre romance yang menimbun di rak buku. Sempat menyayangkan karena kisah romansanya kurang kuat. But, no problem, itu nggak jadi masalah sekarang. Karena apa ? Karena buku ini memang banyak memusatkan isi ceritanya tentang dunia peralihan yang belum banyak di ketahui para pembaca.

Membaca novel ini seperti sedang menonton film perpaduan antara genre film action, fantasy, drama, dan juga romance. Atau seperti bermain game, yang membuat kita kadang terkejut dengan adegan-adegannya.

Baca novel ini bikin saya ketagihan. Kesannya pengen baca terus. Sampai nggak rela waktu sudah sampai halaman terakhir. Intinya sih, novel ini nggak ngebosenin. Bisa dijadikan teman untuk membunuh waktu.

Finally, saya memutuskan untuk menyematkan 5 bintang untuk novel ini. Senang rasanya bisa berpetualang di dunia peralihan melalui Scott Tyler dan Aubrey Jones. Mengesankan.

“Tapi memang begitulah pola kehidupan, bukan ? Begitu kita mengira kita memegang kendali, begitu kita pikir kita bisa menentukan nasib kita sendiri, takdir datang untuk mengingatkan kita bahwa kita adalah bonekanya.” –hlm. 189

Malam Pernikahan dan Taman Kecil di Bulan Oktober

on Minggu, 18 Januari 2015


Judul : The Wedding Eve
Nama Penulis : Hozumi
Alih Bahasa : Gie
Editor : Niken
Desain Sampul : Theresia Debby
Penerbit : Level Comics
Tanggal Terbit : 2014
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-02-5430-2

“Tidak perlu langsung ingin dicintai orang lain. Pertama-tama lebih baik kau yang lebih dulu mencintai orang lain.” –October’s Miniatur Garden

The Wedding Eve adalah sebuah manga kumpulan dari lima cerita pendek yang memiliki kisah-kisah tersendiri. Novel ini menunjuk pada pembaca dewasa, karena memang setelah saya membacanya, konflik-konflik yang ada sudah bukan lagi konflik tentang anak SMA dengan kerumitan kisah cintanya, namun lebih ke konflik yang dialami orang dewasa.

Kisah pertama di isi oleh judul The Wedding Eve yang merupakan milik dari covernya sendiri. Bercerita tentang kakak beradik yang melalui satu hari bersama sebelum pernikahan sang kakak. Saya sangat menyukai kisah ini. Kisah yang sungguh menyentuh.

Kisah kedua di isi oleh judul Reunion at Azura Number 2. Bercerita tentang pertemuan seorang anak dan ayahnya yang hanya berlangsung satu tahun sekali. Tentang kerinduan sang anak kepada ayahnya. Kisah kedua ini tak kalah menyentuh. Kalian akan menemukan kejutan pada halaman terakhir kisah ini.

Kisah ketiga di isi oleh judul Monochrome Brothers. Bercerita tentang pertemuan kakak beradik kembar yang lama tak berjumpa. Pertemuan yang membahas tentang masa lalu yang sama-sama tak ingin mereka ingat.

Kisah keempat di isi oleh judul Dreaming Scarecrow yang mengambil porsi lebih besar dibandingkan yang lainnya. Bercerita tentang pertemuan kakak beradik yang sudah terpisah selama 10 tahun sebelum sang adik menikah. Hal yang tak masuk akal sekaligus mustahil akan kalian temukan dalam bab ini. Namun pengemasan cerita yang apik akan membuat kalian berdecak kagum.

Kisah kelima di isi oleh judul October’s Miniatur Garden. Berkisah tentang seorang novelis yang kerjaannya hanya memandang ke luar jendela dalam gelap dan sudah hampir 15 tahun tidak menulis lagi, tanpa menyadari bahwa ada burung gagak yang terus saja mengawasinya. Kisah kelima ini malah akan membuat kalian terkejut. Dan di balik cerita kelima ini ada sebuah pesan yang terselip. Yang terakhir adalah kisah dari kucing pemilik kisah bab pertama, The Wedding Eve.

Saya akui, kelima cerita pendek ini memang sangat berbeda dari manga-manga kebanyakan. Namun, jangan salah, kalian pasti akan menyukai setiap penuturan cerita yang mengagumkan ini. Berbeda dengan manga-manga Jepang kebanyakan yang para tokohnya di gambar dengan wajah yang sempurna-sempurna, di manga ini para tokohnya di gambar hampir mirip dengan penduduk Jepang kebanyakan. Lebih nyata. Sempat menyayangkan kenapa setiap manga itu selalu berisi cerita pendek, coba kalau satu manga hanya diisi satu cerita namun dituntaskan, pasti bakalan lebih bagus. Namun, mungkin sudah tradisi atau apa kalau setiap manga itu diceritakan dalam cerita pendek sehingga ceritanya juga beragam.

Dan begitulah adanya. Kelima cerita pendek dalam ‘The Wedding Eve’ ini adalah favorite saya. Saya suka ide-ide penulis yang tidak pernah saya temui dalam manga sebelumnya ini. Dan yang paling penting, penulis selalu memberikan kejutan di setiap bab-nya.

“Kebersamaan terakhir dengan orang yang kita cintai membuat kita menghargai setiap detik dari kenangan masa lalu. Dan kelima kisah pendek dalam ‘The Wedding Eve’ membuat kita menyadari. Betapapun kasih sayang mampu mengalahkan segalanya…..”

[Review] Remember Dhaka

on Jumat, 16 Januari 2015



Judul : Remember Dhaka – Ketika cinta datang dengan cara tak biasa
Nama Penulis : Dy Lunaly
Penyunting : Ikhdah Henny
Perancang Sampul : Reina S.
Ilustrasi Sampul : Shutterstock
Pemeriksa Aksara : Neneng & Veronika Neni
Penerbit : Bentang Belia
Tanggal Terbit : Januari 2013
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-9397-64-2

Sinopsis :
Di antara dunia baruku yang absurd,
aku menemukanmu.

Di antara semrawutnya kota ini,
kamu datang seperti peri.

Kurasa, kamu jadi alasan terbesarku
bisa dan mau bertahan disini.

Dhaka, tak pernah sekali pun terpikir
olehku sebelumnya.

Bersama kamu, aku bisa menemukan diriku.

Karena kamu, kota ini jauh lebih hidup di mataku.

Jadi, tetaplah di sini.
Tetaplah indah seperti peri.

“Kita akan pergi, bisa pergi ke mana saja dan sejauh apa pun yang kita inginkan. Tapi, kenangan, kenangan dari setiap perjalanan, tempat, kejadian dan orang yang kita temui selama perjalanan itu akan tertinggal dan terbawa bersama kita selamanya, kenangan.” (hlm. 189)
Pertama baca judulnya ‘Remember Dhaka’ kukira Dhaka itu nama orang. Eh, ternyata itu salah satu nama kota yang ada di Bangladesh. Yahh…salah fokus ternyata. Dimaklumi aja ya.

Nggak selamanya baca novel romance itu ngebosesin. Trust me! No. Setiap novel romance itu punya ciri khas sendiri. Punya keunikan tersendiri, yang bakalan buat kamu takjub dan nggak henti-hentinya berdecak kagum. Buktinya? Remember Dhaka ini misalnya. Kalian bakal menemukan hal yang sama sekali tak terduga dalam novel ini.

Jika murid high school kebanyakan rajin, patuh sama peraturan sekolah, nggak bandel karena takut di hukum guru, menjadi anak yang terlihat baik di depan guru agar nilainya nggak C, tapi tidak untuk Juna. Arjuna Indra Alamsjah. Yang sangat benci sekolah. Kalaupun ada, yang ia rindukan hanyalah bagian berbuat kekacauan dan mengisengi siswa lainnya. Dan nggak ada yang berani melawannya.

Juna, digambarkan dengan karakter yang kacau, naughty, sombong dan membanggakan nama keluarganya. The Alamsjah. Yang memiliki power dalam bidang bisnis yang menggurita dan selalu masuk dalam daftar lima keluarga terkaya di Indonesia.

Puncak konflik-nya menurut saya saat Juna lulus dari high school. Dan membanggakan bahwa dirinya tidak harus bangun pagi-pagi lagi.

“No more school! No need to wake up early in the morning so I can party all night along and no need to do the homework.” (hlm. 02)
Tanpa ia ketahui, bahwa petualangan hidupnya baru saja dimulai. Rencana yang sudah ia susun untuk Euro Trip bersama gengnya batal karena kakaknya. Kak Agni—kakak Juna mengharuskan Juna untuk Volunteer trip ke Dhaka selama satu bulan.

Belum apa-apa saya sudah mendapatkan pesan moral dari novel ini. Bahwa kita harus belajar menghargai uang, menghargai yang namanya kerja keras dan usaha, juga belajar tentang kehidupan di luar keluarga yang kita miliki. Keluar dari zona nyaman kita selama ini.

“Ambil dan coba lihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.” (hlm. 16)

Setting yang diangkat penulis benar-benar digambarkan dengan jelas. Saat membaca novel ini ketika Juna sudah berada di Dhaka, saya juga merasa sudah tidak di Indonesia lagi. Tapi di Dhaka. Kota yang penuh dengan rickshaw. Becak berwarna-warni penuh lukisan yang meriah dengan berbagai macam hiasan, orang-orang berkulit hitam, dll. Saya berasa di ajak ‘jalan-jalan’ oleh penulisnya ke Dhaka. Amazing!

By the way, Dhaka adalah salah satu kota besar yang ada di Bangladesh. Disana Juna bertemu dengan Emma. Seseorang yang akan membimbingnya selama di Dhaka. Gadis dengan kulit pucat dan rambut keperakan yang seperti peri. Di Dhaka pula, ia akan menjadi seorang guru untuk anak-anak.
“Teaching ? This ia a joke, right ? I can’t it! I hate study.” (hlm. 10)
Di Dhaka ia menemukan banyak teman. Banyak pelajaran hidup, yang mungkin tidak ia temukan saat ia bersama geng-nya.

Oh, ya, di novel ini ada banyak mimpi yang ingin di raih. Oleh anak-anak, Emma, teman-teman Juna, dan Juna sendiri. Tapi saya punya nasehat untuk kalian.

“Kita nggak tahu ke mana hidup akan membawa kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah berjalan mengikuti jalan-jalan kecil yang ditunjukkan oleh semesta dengan sekuat tenaga dan sebaik-baiknya. Biarkan akhir perjalanan ini yang mengejutkanmu. Masa depan.” (hlm.196)

Jadi intinya => “Mimpi itu bukan masalah apakah bisa terwujud atau tidak. Tapi, bagaimana kita berusaha untuk mewujudkannya.” (hlm. 178) Lagi pula => “Ada yang lebih penting dari menemukan mimpimu, menjalani hidup dengan berusaha sebaik mungkin.” (hlm. 179) Don’t forget it !

Banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapat dari novel ini. Tentang ketulusan, pengorbanan, mimpi, dll yang tidak mungkin saya ceritakan satu persatu disini. Bakal panjang ceritanya dan saya yakin nggak kelar-kelar. Nah, buat kamu yang suka baca buku, genre apapun itu, saya merekomendasikan novel ini untuk kalian.

Last but not least, saya menyematkan 4 dari 5 bintang untuk novel ini. Good job !