Review #11 CrazIMOLazy

on Kamis, 13 November 2014


Judul : CrazIMOLazy
Nama Penulis : Lonyenk Rap
Penerbit : Sheila
Editor : Th. Arie Prabowati
Setting : Alek
Desain Cover : dan_dut
Korektor : Thomas Pribadi
Tahun Terbit : 2013
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-979-29-3966-8

Sinopsis :

Novel super kocak. Dikemas dalam kadar kekonyolan yang kental.
Tidak –atau belum- mengecap bangku kuliah bukanlah akhir dari segalanya. Menjadi pengangguran selama menunggu tes masuk PTN tahun depan bukanlah aib paling kotor sedunia. Setidaknya masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan (konyol sekali pun) untuk mengisi dan membunuh kekosongan waktu dengan hal-hal yang menyenangkan, setidaknya untuk diri sendiri.
Kadang kala melakukan hal-hal yang jauh dari kata bermanfaat bikin hati menjadi luar biasa senang. Walaupun untuk itu harus dimusuhi sama separuh makhluk di planet Bumi ini, tak terkecuali sama keluarga sendiri.
Selamat datang di dunia penuh canda sarkastik yang dikemas dalam novel bergenre komedi “CrazIMOlazy” yang akan membawa pembaca mengerti bahwa tak selamanya jadi pengangguran itu menyakitkan.
“CrazIMOlazy” adalah ungkapan untuk menggambarkan betapa gila dan malasnya seorang anak manusia bernama Imo. Bersama Irwan, sahabat sehidup sematinya, mereka menyusuri waktu pasca lulus SMU dengan kegiatan-kegiatan yang jauh dari kata bermanfaat, setidaknya di mata para ortu.
Dari kacamata orang tuanya, Imo adalah sosok anak yang malas dan hanya menggunakan waktunya untuk bermain-main. Selain itu dia kerap (mencur-curi) merokok hingga membuat orang tuanya berang. Kalau disuruh mengerjakan sesuatu, pasti kerjaannya nggak bakal beres. Itulah Imo, cowok anti sinetron yang selalu ‘berantem’ sama seisi rumah karena rebutan nonton teve.
“CrazIMOlazy” menyajikan cerita-cerita konyol yang dialami Imo dan Irwan yang akan membantu para pembaca tak hanya terpingkal-pingkal tapi juga membuat para penggangguran menjadi merasa tidak sendiri. Dilarang keras menyimak buku ini dengan serius, karena akan membuat Anda stress. Baca, nikmati, dan tertawalah karena “CrazIMOlazy” novel pop komedi yang smooth, tajam, sekaligus menghibur.

Si Kutu Buku kembali lagi. Masihlah dengan agenda review buku. Hmm…buku apa lagi ya yang mau di review ? Mau tahu ? Yuk kalau gitu disimak sama-sama.

My review :
“Kapan para orang tua di muka bumi ini nggak berlaku egois pada anaknya ?” (hal. 20)

CrazIMOLazy adalah novel yang menyajikan kisah-kisah konyol yang mampu membuat pembacanya tertawa. Kisah seorang remaja bernama Reggaerimo Putra—biasa dipanggil Imo—yang baru saja lulus SMA dan mengira dirinya akan terbebas dengan segala macam penyiksaan berkedok aktivitas belajar yang ia jalani selama ini.

Imo selalu dijadikan topik hangat yang dijadikan sasaran kekesalan. Para penghuni rumah tetap saja tidak bersahabat dengannya. Hanya Imo, si anak tampan yang teraniaya. Dan merasa dirinya ini seperti anak terbuang. Tentang konflik sehari-hari antara Imo dan keluarganya. Belum lagi tentang masalah percintaannya.

Menurut saya novel ini menceritakan kejadian sehari-hari yang dialami para remaja sekarang, namun lebih dikemas ke dalam cerita yang konyol dan menarik. Tentang kehidupannya setelah lulus, tentang kisah cintanya, tentang keluarganya yang unik dan juga tentang temannya. Apalagi penulis juga lihai membuat karakter tokoh-tokohnya yang nyeleneh dan unik sedari awal. Seperti contoh :

Irwan— Si Anak Autis, Pendekar Korengan, yang selalu bertanya dengan muka polos dan pertanyaan bodohnya.

Mama—Dimata mamanya ia harus menjadi Produk Nomor Satu. Anak yang baik. Harus bangun jam 5 pagi, sholat subuh dan bantu bersih-bersih, minimal nyapu sampah yang ada di pekarangan belakang rumah.

“Mo, pagi ini tolong belikan Mama barang-barang ini ke pasar Flamboyan, ya,”
“Lho, emangnya Bik Idah kemana, Ma ?”
“Dia hari ini nggak masuk. Kasihan Nenek kalau harus pergi ke warung buat masak,”
“Aduh, Mama. Nggak ada kerjaan lain, apa ?”
“Kenapa ? Kamu malu ?”
“Bukan malu lagi. Ini namanya pembunuhan karakter, Ma.”

Wina—kakak Imo. Dia salah satu penghuni rumah yang tidak pernah mengakui keeksisanku di dunia ini. Gaya sok tua dan suaranya yang cempreng mampu membuat Imo muak. Suaranya ibarat bedug subuh yang sanggup membangunkan orang satu kampung.

Nenek—yang Imo rasa diciptakan dari gen dan kromosom yang sama dengan Wina. Karakter mereka mirip tiada banding. Cerewetnya minta ampun.

“Seluruh dunia juga tahu kalau seisi rumah ini tukang kritik ulung.” (hal.13)

Kemampuan penulis dalam menciptakan tokoh-tokohnya itu sangat apik. Sehingga, novel ini bener-bener konyol dan bikin ketawa. Gaya bahasa yang ditampilkan pun ringan, tanpa beban, seperti kisahnya sendiri. Tidak membosankan dan bahkan mampu membuat pembaca seperti saya ini tertawa. Itulah penilaian saya terhadap novel ini.

Percakapan favorit yang bikin saya ketawa :

“Ya, udah kalo gitu. Berapa ongkosnya?”
“Dua puluh ribu.”
“Wah. Mahal banget, Bang. Kurang dong !”
“Sembilan belas ribu lima ratus, deh!”
“Kok kurangnya cuma lima ratus, doang ?”
“Situ mau dikurangnya berapa ?”
“Sembilan belas ribu lima ratus. Boleh ?”
“Enak aja. Kalau segitu mah, berarti ongkosnya cuma lima ratus perak,”

Banyak pesan moral yang saya dapat dari novel ini, diantaranya :
“Merokok itu bahaya.” (hal. 103)
“Merokok itu dapat merusak kantong orang pengangguran.” (hal. 103)

Ada juga kalimat sindirian halus dalam novel ini :
“Aku memang bakalan selalu menjadi orang yang nggak nyambung di mata kamu kalau kamu selalu ngomongin tentang sinetron-sinetron yang hanya menjual mimpi doang,” (hal. 105)

“Menghibur sih menghibur, Van. Tapi perhatikan juga dong sisi edukasinya. Lagian, jangan gara-gara rating naik terus, cerita yang seharusnya hanya lima episode jadi lima puluh episode. Jadinya, alur cerita yang tersaji nggak berkembang dan hanya berputar-putar di situ, aja.”

Untuk kekurangannya, masih sama. Soal typo. Tidak banyak memang. Namun….tetap menjadi catatan bagi para reviewer yang agaknya tidak suka. Tapi saya memakluminya. Manusia kan tidak ada yang sempurna. Jadi, kalau ada salah ya wajar. Sarannya sih cuma ketelitian sang editornya aja yang perlu ditingkatkan lagi. Agar masalah typo ini tidak terus berkelanjutan.

Overall, saya sangat menikmati kisah perjalan Imo yang Crazy dan Lazy ini. Kocak dan menghibur.

0 komentar:

Posting Komentar