Judul : Gloomy Gift
Nama Penulis : Rhein Fathia
Penyunting : Pratiwi Utami
Perancang Sampul : Wahyudi
Pemeriksa Aksara : Septi Ws
Penata Aksara : Gabriel_sih
Foto Sampul : iStock
Penerbit : Bentang Pustaka
Tanggal Terbit : Maret 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-291-089-3
Rating : 3,5 dari 5 bintang
“Menikah
sekaligus menghabiskan seluruh hidupmu bersama sosok yang kamu cintai dan balas
mencintaimu sama besarnya. Apa yang lebih indah dari itu?”
–hlm. 41
Acara pertunangannya dengan Zeno sudah direncanakan
jauh-jauh hari. Kue-kue pesanan catering sudah tersaji sejak pukul delapan.
Para kerabat mulai berdatangan pukul sembilan. Sampai di sana, tidak ada yang
aneh. Bahkan, di acara ramah tamah makan siang, semua tamu undangan begitu
riang gembira. Sampai suara tembakan memekikkan telinga terdengar. Jerit panik
orang-orang terdengar sedetik kemudian. Suara keributan dan teriakan garang
terdengar menggelegar entah siapa. Dan saat itu pula, Kara tahu bahwa ada yang
tidak beres dengan acara pertunangannya.
Belum cukup kejadian letusan pistol dan kabur dengan
menyamar ala film action membuat hari indahnya berantakan, sebuah telepon dari seseorang
yang mengatakan kalau Zeno adalah pembunuh membuatnya kembali dilanda
keterkejutan.
Mengetahui bahwa Zeno bisa saja seorang pembunuh,
membuat Kara kembali dihantui masa lalunya. Ketika seorang pria yang amat
sangat disayangi dan dicintainya terbunuh karena memiliki pekerjaan yang
berbahaya. Sejak saat itu, Kara berjanji tidak akan pernah menjalin hubungan
apalagi menikahi pria yang memiliki pekerjaan menantang maut setiap detiknya.
Sementara Zeno mencoba menutupi identitas yang sebenarnya adalah untuk
melindungi gadis yang dicintainya. Kara Arkana.
Ketika akhirnya identitas Zeno yang sebenarnya
terbongkar, bukan berarti Kara bisa menghela nafas lega. Berbagai bahaya yang
mengharuskannya memakai rompi anti peluru dan harus tetap berada disamping Zeno
membuatnya mau tak mau harus tetap siaga dalam keadaan apapun. Tidak boleh ada
yang lengah, karena sekali saja lengah, bisa saja nyawanya atau nyawa Zeno sendirilah
yang akan melayang.
“Sometimes,
love is about facing your biggest fear.” –hlm. 242
Novel ini masuk kategori romance action menurut saya
pribadi. Karena, yahh…akan banyak adegan action yang ditampilkan disini. Mulai
dari teka-teki siapa sebenarnya Zeno, adegan action macam perkelahian + tembak
menembak sniper handal ala film-film Hollywood, kejeniusan hacker dan segala
informasi membobol jaringan perusahaan juga ada.
Saya akui saya penikmat film-film action, namun
entah kenapa, setelah baca novel ini, scene action yang coba dihadirkan penulis
kok monoton gitu ya? Beberapa kali saya bahkan men-skip cerita-ceritanya. Agak
terlalu membosankan menurut saya.
Yang saya sukai dari novel ini adalah ceritanya yang
to the point alias nggak bertele-tele. Langsung hajar gitu! Hal lainnya adalah
roman yang dihadirkan juga bukan roman yang lebay atau menye-menye. Pas-lah
untuk porsi roman dewasa muda.
Karakter-karakter yang dihadirkan penulis pun saya
suka. Bagaimana sikap Zeno yang mencintai Kara. Iya…di dalam buku ini, karakter
Zeno digambarkan lebih mengutarakan rasa sayang dan cintanya melalui tindakan.
Dengan melindungi Kara, menjaga agar gadis itu tetap aman bersamanya, sampai
rela mati demi melindungi Kara. Bukan sekedar omongan gombal atau apapun itu. It’s nice! Siapa yang nggak bakal
klepek-klepek coba?
Roman-nya sedikit. Itu yang agak membuat saya bosan.
Deskripsi tentang LS dan para kroco-kroconya, organisasi SYL serta
konflik-konfliknya terasa begitu banyak dan membuat roman dalam buku ini tampak
tak terekspos. Menurut saya pribadi buku ini lebih menyorot tentang bagaimana
cara kerja sebuah organisasi yang bekerja dengan cepat+lincah seperti bayangan
(seperti detektif-detektif gitu) yang diisi oleh orang-orang genius dan siapa
sebenarnya tokoh Zeno itu sendiri.
Meskipun begitu saya senang bisa berpetualang ala
film-film action Hollywood bersama Zeno dan Kara melalui buku ini. Covernya
nggak usah dikomentari saja ya…karena…urm…saya suka. Cowok dalam covernya,
gagah banget. Dan kalau boleh saya mengumpamakan, mungkin dia mirip Zeno.
Wahhh jadi makin penasaran :(
BalasHapusBaru baca Jadian 6 Bulan - Rhein Fathia sih, jadi langsung pengen baca buku-bukunya yang lain.
Btw, kalau Gloomy Gift difilmkan bakalan secetar apa yaaa? :D
Kalo menurutku sih bakal keren. Bukunya aja udah keren apalagi film-nya :)
Hapus