Nama Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Mei 2014
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-31-4
Penerjemah : Andry Setiawan
Penyunting : Nona Aubree
Proofreader : Dini Novita Sari
Design Cover : Kana Otsuki
Ilustrator : @teguhra
Sinopsis :
Apa
yang ingin disampaikan oleh gadis itu ?
Gadis itu mati
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi,
mati.
Di tangannya ada setangkai bunga Lily.
Pembunuhan ? Bunuh diri ?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra
digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra
mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah
cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis
masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu
bergantian membaca analisi mereka, tapi….
Kau
pernah berpikir ingin membunuh orang ?
My Review :
SMA Katolik Putri Santa Maria memiliki sebuah Klub
Sastra yang selalu melakukan pertemuan rutin di setiap akhir semester yaitu yami-nabe yang secara harafiah berarti “panci
dalam kegelapan”. Semua peserta akan memasukkan bahan-bahan aneh yang mereka
bawa ke dalam panci dan semua orang harus memakannya dalam kegelapan. Sambil
menikmati yami-nabe, mereka akan
mendengarkan anggota lain membaca cerita pendek yang telah mereka tulis.
Biasanya tema yang diambil bebas. Namun kali ini berbeda. Tema yang diambil
oleh Sumikawa Sayuri sebagai Ketua Klub Sastra yang baru dalam pertemuan ke-16
Klub Sastra Putri Santa Maria adalah kematian
Ketua Klub sebelumnya, Shiraishi Itsumi.
Sayuri dan Itsumi adalah sahabat baik. Mereka adalah
sosok yang bertolak belakang. Itsumi adalah gadis yang aktif dan tidak tahan
untuk tidak membeli sesuatu dengan hitam atau putih. Sementara Sayuri seperti
hidup dengan dilindungi oleh bayangan Itsumi. Tubuh Sayuri pun tidak terlalu
sehat sejak lahir. Sejak Itsumi tiada, separuh tubuh Sayuri seperti direnggut.
Kematian Itsumi penuh dengan misteri. Tidak ada seorangpun
yang diizinkan untuk menghadiri pemakamannya dan tidak ada seorangpun yang mau
memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Ada gossip yang beredar bahwa salah
seorang di antara anggota Klub Sastra adalah pembunuhnya. Lalu kenapa jasad Itsumi terkapar di bawah pot
? Kemudian, kenapa Itsumi meninggal sambil menggenggam bunga lily ? Apakah itu
semacam pesan kematian ? Tidak ada yang tahu, semuanya masih menjadi misteri.
Maka dari itu Sumikawa Sayuri meminta anggota Klub Sastra yang lain
menceritakan kejadian kematian Itsumi dari sudut pandang mereka masing-masing.
Dan inilah cerita pendek yang ditulis oleh anggota Klub Sastra yang lain :
1. Nitani
Mirei
Anggota Klub
Sastra yang berhasil sekolah di SMA Putri Santa Maria karena beasiswa. Dari
sudut pandang cerita pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi adalah perempuan dengan harum
bunga lily, yang tak lain dan tak bukan adalah Koga Sonoko.
2. Kominami
Akane
Anggota Klub
Sastra yang suka memasak dan bertanggung jawab menyediakan kudapan saat acara
Klub berlangsung. Dari sudut pandang cerita pendek yang ia buat, ia menuduh
yang membunuh Itsumi adalah Nitani Mirei.
3. Diana
Detcheva
Seorang siswi
Internasional yang berasal dari Bulgaria. Dari sudut pandang cerita pendek yang
ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi adalah Takaoka Shiyo.
4. Koga
Sonoko
Teman sekelas
Itsumi. Seorang siswi yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang dokter.
Dari sudut pandang cerita pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi
adalah Diana Detcheva.
5. Takaoka
Shiyo
Anggota Klub Sastra
yang sudah menjadi seorang penulis professional. Dari sudut pandang cerita
pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi adalah Kominami Akane.
Awal-awal membaca novel ini, saya merasa bingung. Kok
kayak ngomong sendiri ya ? Mana tokoh lainnya ? Dan saya mulai menebak-nebak,
“ini sebenarnya novel thriller, horror apa detektif ?” Namun setelah membaca
bab salam pembuka dan penjelasan peraturan yami-nabe
di bagian akhir, saya mulai mengerti.
Menurut saya novel ini mencakup genre thriller, horror
dan detektif. Novel ini bercerita tentang analisis kematian seorang Ketua Klub
Sastra Shiraishi Itsumi dari sudut pandang masing-masing anggotanya melalui
cerita pendek. Idenya benar-benar masih fresh.
Sebelumnya saya belum menemukan novel dengan cara penulisan seperti Girls In
the Dark yang mampu membuat kepala saya pusing^^. Saya juga tidak menyangka isi
cerita akan disuguhkan dengan cerita pendek yang tidak pernah saya bayangkan
sebelumnya.
Saat masih membaca bab salam pembuka dan penjelasan
peraturan yami-nabe saya menebak
kalau pembunuhnya adalah Sumikawa Sayuri. Kenapa saya memilih Sumikawa Sayuri ?
Ya, karena ia adalah wakil ketua Klub Sastra. Menurut saya, kalau seorang wakil
mau menjadi ketua, mau tak mau ia harus menyingkirkan ketua klub yang lama
(>_<).
Namun, teori saya langsung dipatahkan ketika saya
membaca bab pembacaan naskah oleh Nitani Mirei. Saya ragu-ragu dan mulai
berpikir kalau pembunuhnya bukan Sayuri, melainkan Koga Sonoko. Namun,
lagi-lagi teori akan tebakan saya dipatahkan kembali dan begitu seterusnya
sampai saya merasa pusing memikirkan
siapa sebenarnya pelaku pembunuhan tersebut.
Penulis benar-benar mampu mengombang-ambingkan
pemikiran pembaca akan pembunuh yang sebenarnya. Benar-benar sempurna. Dalam
cerita pendek yang dibuat oleh para anggota Klub Sastra mereka terlihat saling
menuduh. Alur dari cerita pendeknya juga berurutan. Para pembaca dibuat
kesulitan untuk menebak siapa pembunuh yang sebenarnya.
Ada perbedaan yang begitu menonjol dari cara penulisan
cerita pendek di antara sesama anggota. Cara penulisan Takaoka Shiyo berbeda
dengan yang lainnya. Penggunaan bahasanya lebih ringan. Sementara yang lain
saya rasa sama saja, sehingga saya kurang begitu memahami perbedaan
sifat/karakter tokoh-tokoh lainnya.
Dan untuk endingnya, benar-benar membuat saya
terkejut.
“Yang bisa
menjadikan seorang tokoh utama menjadi tokoh utama adalah…peran pembantu. Bukan
peran pembantu yang sembarangan, tapi peran pembantu yang tahu posisinya akan
membuat pesona tokoh utama menonjol. Selain itu, dia tidak akan berusaha
menjadi lebih menonjol daripada tokoh utama.” (hal.226)
Saya tidak menyangka kalau sebenarnya kematian Itsumi
hanyalah rekayasa pembalasan dendamnya untuk kelima orang anggota Klub Sastra.
Sampai Sumikawa Sayuri-lah yang benar-benar membunuh Itsumi dan menjadikan
dirinya sebagai tokoh utama.
Untuk kekurangannya, saya rasa hampir tidak ada cacat.
Saya tidak menemukan kekurangan yang begitu menonjol. Terjemahannya juga bagus.
Alurnya sedikit membingungkan namun menarik. Overall, novel ini sangat bagus + cocok untuk menemani para pembaca
di akhir pekan *Yeyy \(^-^)/
Beberapa quotes yang saya sukai dari novel ini
diantaranya :
1. “Cobalah
untuk beraktivitas seperti biasanya dengan merenggut sebuah benda yang selalu ada,
bernama cahaya. Kau akan bisa
merasakan cita rasa baru dari aktivitas yang biasa itu.” (hal.10)
2. “Dua
orang yang mirip kalau tidak saling mendukung, pasti saling berlawanan. Lalu,
dua orang yang bertolak belakang kalau tidak saling mendukung, pasti saling
berlawanan. Tidak ada yang terletak di antaranya.” (hal.16)
3. “Kalau
kau benar-benar ingin membalas budi, jangan padaku. Tapi lakukan pada
orang-orang yang tidak beruntung.” (hal.49)
4. “Refreshing dengan cara mengunjungi rumah
sakit mungkin terdengar aneh, tetapi bukankah seorang gadis yang masuk Jurusan
IPA memang sudah aneh ?” (hal.148)
5. “Kalau
kesialan seseorang itu adalah madu yang manis, rahasia seseorang itu adalah
rempah-rempah berkualitas tinggi. Rahasia akan menjadikan kehidupan orang yang
mengetahuinya menjadi harum dan memberikan rasa yang penuh akan cita rasa.”
(hal.227)
6. Kalau
kau ingin menggerakkan orang sesuai dengan kehendakmu, genggamlah rahasianya….”
(hal.237)
0 komentar:
Posting Komentar