Review #6 Unearthly

on Senin, 27 Oktober 2014


 Judul : Unearthly
Nama Penulis : Chynthia Hand
Penerbit : Ufuk Fiction
Pewajah Sampul : Apung Donggala
Pewajah Isi : Husni Kamil
Penerjemah : Dina Begum
Pemeriksa Aksara : Uly Amalia
Tanggal Terbit : Juni 2012
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-18349-1-6




Sinopsis :
Clara Gardner baru tahu kalau dirinya keturunan malaikat. Namun, memiliki sebagian darah malaikat bukan berarti membuatnya lebih pintar, lebih kuat, lebih cepat daripada manusia biasa. Hanya saja, kini dia memiliki tujuan, sesuatu yang harus dia lakukan di dunia ini.
                  Penglihatannya tentang kebakaran hutan lebat dan orang asing yang menawan membawanya ke sekolah baru di kota lain. Ketika, bertemu Christian, yang ternyata adalah pemuda impiannya, semuanya tampak normal. Lalu, muncul lelaki lain, Tucker, yang juga menarik hatinya. Akan tetapi, ketika sedang mencoba mencari jalan di dunia yang tidak bisa dipahaminya ini, Clara berhadapan dengan mara bahaya tak kasat mata dan berbagai pilihan yang harus dibuatnya—antara kejujuran dan pengkhianatan, cinta dan tugas, baik dan jahat. Saat sesuatu yang mengerikan dari penglihatannya akhirnya terjadi, apakah Clara siap menghadapi takdirnya ?

Unearthly adalah sebuah kisah menyentuh tentang cinta dan takdir, serta perjuangan mengikuti peraturan dan mengikuti kata hati.

My review :
Halo :O
Saya kembali lagi dengan sebuah postingan review novel dari barat karya Chynthia Hand. Novel yang mengadaptasi kisah malaikat ini benar-benar menakjubkan. Kalau ada kata-kata lebih yang bisa menggambarkan kata selain menakjubkan, mungkin saya akan memakainya. Mau tahu cerita selengkapnya dan beberapa coment-an saya tentang buku ini ? Yuk disimak.

Unearthly mengisahkan tentang gadis bernama Clara Gardner yang memiliki kehidupan normal yang biasa-biasa saja sebelum akhirnya ia mengetahui hal yang paling mengejutkan dalam hidupnya. Ia adalah Quartarius (manusia seperempat malaikat). Ternyata selama ini ibunya adalah Dimidius (manusia setengah malaikat).

Petualangan baru menanti dirinya ketika ia harus pindah dari California ke Jackson Hole tepatnya Wyoming. Disanalah, ia bertemu dengan Christian Prescott. Pemuda impian yang tampak menawan. Di lain sisi, ia juga tertarik dengan Tucker Avery. Yang juga menawan.
Clara bisa setiap saat mendapatkan penglihatannya. Penglihatan yang membuatnya memiliki tujuan, sesuatu yang harus dia lakukan di dunia ini. Dalam penglihatannya itu, ia selalu mendapati seorang laki-laki tengah berdiri membelakanginya dengan latar belakang hutan yang kebakaran.

Ada juga Sayap Hitam. Sayap Hitam adalah malailat yang terbuang. Kita akan merasakan kesedihan yg amat sangat ketika berada di dekatnya. Karena Clara termasuk malaikat yang sensitive, ia akan selalu merasakan kedatangan sayap hitam. Dan jika itu terjadi, ia harus lari. Jangan sampai mendekat.

Novel ini benar-benar menakjubkan. Sungguh. Saya tidak pernah merasa bosan meskipun narasinya panjang dan merobek mata. Inilah keahlian penulis yang membuat saya kagum. Penulisa mampu menyajikan alur yang apik sehingga para pembacanya tidak merasa bosan sampai akhir. Malah, saya kadang senyum-senyum sendiri membaca novel ini. Benar-benar romantis. Perfect !

Ada banyak tokoh dalam novel ini, namun meskipun banyak saya bisa mengingat namanya sampai sekarang. Penulis juga menyuguhkan latar tempat yang begitu banyak. Seperti California, Jackson Hole, Wyoming, Fox Greek Road, Jackson Hole High School, Idaho Falls, Pretzel Time, Sungai Hoback, Yellowstone, Teton, dll.

Yahh, saya benar-benar sudah dibawa masuk atau bisa dibilang diseret untuk masuk dlm setting cerita oleh penulisnya. Seakan-akan aku memang berada disana dan menikmati semuanya. Kita seperti berpetualang saat membaca novel ini. Diantara semua para tokohnya. Saya suka Tucker Avery dan bukannya Christian Prescott. Kenapa ? Karakter Tucker terasa lebih hidup dalam novel ini. Pokoknya Tucker deh :D

Endingnya tidak tuntas. Hal itulah yang membuatku sedikit sebal. Saya tidak suka ending yang tidak tuntas. Yaa..tapi bukankah akhir-akhir ini ending tidak tuntas atau menggantung lebih populer daripada ending yg lainnya. Jadi ya, nggak apa-apa lah.
Kekurangannya sih cuma satu menurut saya. Yaitu narasinya. Saya selalu mengamati, novel-novel barat selalu menyajikan narasi cerita yang panjang, tidak seimbang dengan dialognya yang sedikit. Narasi yang panjang itulah yang kadang merobek mata dan membuat pembaca jengah untuk membacanya terus-terusan, alhasil kadang pembaca melewati narasi itu. Tapi untuk Unearthly hal itu bukan masalah yang besar untuk saya.

 Jadi kesimpulannya, ini benar-benar petualangan yg menakjubkan. Penulis bisa membawa saya terus membalikkan halaman dan terus membaca tanpa merasa bosan. Amazing ! Dan yg terakhir, I like this novel.




0 komentar:

Posting Komentar