Judul : Girls In The Dark
Nama Penulis : Akiyoshi Rikako
Penerjemah : Andry Setiawan
Penyunting : Nona Aubree
Proofreader : Dini Novita Sari
Design Cover : Kana Otsuki
Ilustrator : @teguhra
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Mei 2014
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-31-4
"Perasaan dan
kepekaan kita adalah yang paling penting, kan ? Itu adalah hal yang paling
penting yang harus dilindungi lebih dari apapun! Karena itu kita harus bisa
membunuh diri kita sendiri, atau dibunuh oleh orang lain…. Persahabatan
gadis-gadis selalu ada di ujung tanduk. Pertahanan hidup yang mempertaruhkan
nyawa." –hal. 17
SMA Katolik Putri Santa Maria memiliki sebuah Klub
Sastra yang selalu melakukan pertemuan rutin di setiap akhir semester yaitu yami-nabe
yang secara harafiah berarti “panci dalam kegelapan”. Semua peserta akan
memasukkan bahan-bahan aneh yang mereka bawa ke dalam panci dan semua orang
harus memakannya dalam kegelapan. Sambil menikmati yami-nabe, mereka
akan mendengarkan anggota lain membaca cerita pendek yang telah mereka tulis.
Biasanya tema yang diambil bebas. Namun kali ini berbeda. Tema yang diambil
oleh Sumikawa Sayuri sebagai Ketua Klub Sastra yang baru dalam pertemuan ke-16
Klub Sastra Putri Santa Maria adalah kematian Ketua Klub sebelumnya,
Shiraishi Itsumi.
Sayuri dan Itsumi adalah sahabat baik. Mereka adalah
sosok yang bertolak belakang. Itsumi adalah gadis yang aktif dan tidak tahan untuk
tidak membeli sesuatu dengan hitam atau putih. Sementara Sayuri seperti hidup
dengan dilindungi oleh bayangan Itsumi. Tubuh Sayuri pun tidak terlalu sehat
sejak lahir. Sejak Itsumi tiada, separuh tubuh Sayuri seperti direnggut.
Kematian Itsumi penuh dengan misteri. Tidak ada
seorangpun yang diizinkan untuk menghadiri pemakamannya dan tidak ada
seorangpun yang mau memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Ada gossip yang
beredar bahwa salah seorang di antara anggota Klub Sastra adalah pembunuhnya. Lalu kenapa jasad Itsumi terkapar di bawah
pot ? Kemudian, kenapa Itsumi meninggal sambil menggenggam bunga lily ? Apakah
itu semacam pesan kematian ? Tidak ada yang tahu, semuanya masih menjadi
misteri. Maka dari itu Sumikawa Sayuri meminta anggota Klub Sastra yang lain
menceritakan kejadian kematian Itsumi dari sudut pandang mereka masing-masing.
Dan inilah cerita pendek yang ditulis oleh anggota Klub Sastra yang lain :
1. Nitani Mirei
Anggota
Klub Sastra yang berhasil sekolah di SMA Putri Santa Maria karena beasiswa.
Dari sudut pandang cerita pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi
adalah perempuan dengan harum bunga lily, yang tak lain dan tak bukan adalah
Koga Sonoko.
2. Kominami Akane
Anggota
Klub Sastra yang suka memasak dan bertanggung jawab menyediakan kudapan saat
acara Klub berlangsung. Dari sudut pandang cerita pendek yang ia buat, ia
menuduh yang membunuh Itsumi adalah Nitani Mirei.
3. Diana Detcheva
Seorang
siswi Internasional yang berasal dari Bulgaria. Dari sudut pandang cerita
pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi adalah Takaoka Shiyo.
4. Koga Sonoko
Teman
sekelas Itsumi. Seorang siswi yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang
dokter. Dari sudut pandang cerita pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh
Itsumi adalah Diana Detcheva.
5. Takaoka Shiyo
Anggota
Klub Sastra yang sudah menjadi seorang penulis professional. Dari sudut pandang
cerita pendek yang ia buat, ia menuduh yang membunuh Itsumi adalah Kominami
Akane.
Awal-awal membaca novel ini, kita akan dibawa
kedalam sudut pandang seorang gadis bernama Sumikawa Sayuri. Di awal bab ini
kita akan menemukan flashback dari kisah persahabatan Sumikawa Sayuri dan Shiraishi Itsumi. Memasuki bab 2 sampai 6
kita akan dibawa kedalam sudut pandang para anggota Klub Sastra. Dan
saya mulai menebak-nebak, “Ini sebenarnya masuk kategori novel thriller, horror
apa detektif ?” Namun setelah membaca bab salam pembuka dan penjelasan
peraturan yami-nabe di bagian akhir, saya mulai mengerti.
Menurut saya novel ini mencakup genre thriller,
horror dan detektif. Novel ini bercerita tentang analisis kematian seorang
Ketua Klub Sastra Shiraishi Itsumi dari sudut pandang masing-masing anggotanya
melalui cerita pendek. Idenya benar-benar masih fresh. Sebelumnya saya
belum menemukan novel dengan cara penulisan seperti Girls In the Dark yang
mampu membuat kepala saya pusing^^. Saya juga tidak menyangka isi cerita akan
disuguhkan dengan cerita pendek yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Disepanjang cerita saya mulai menebak-nebak. Siapa
pembunuh sebenarnya ? Ketika saya menebak bahwa si "A" lah
pembunuhnya, teori saya langsung dipatahkan ketika saya membaca cerita pendek
lainnya. Saya ragu-ragu dan mulai berpikir kalau pembunuhnya bukan si
"A", melainkan si "B". Namun, lagi-lagi teori akan tebakan
saya dipatahkan kembali dan begitu seterusnya sampai saya merasa pusing memikirkan siapa
sebenarnya pelaku pembunuhan tersebut.
Penulis benar-benar mampu mengombang-ambingkan
pemikiran pembaca akan pembunuh yang sebenarnya. Benar-benar sempurna. Dalam
cerita pendek yang dibuat oleh para anggota Klub Sastra, mereka terlihat saling
menuduh satu sama lain. Alur dari cerita pendeknya juga berurutan. Para pembaca
dibuat kesulitan untuk menebak siapa pembunuh yang sebenarnya sebelum ia sampai
diakhir cerita.
Saya suka penjabaran penulis akan setting-nya. Ya,
salon Klub Sastra digambarkan dengan begitu jelas. Sebuah chandelier yang
terbuat dari kristal hitam Baccarat yang berkilauan tergantung di atap yang
tinggi. Karpet dan wallpaper berwarna lavendel yang empuk. Tirai gantung dari
beledu hitam yang menghiasi jendela ala Prancis. Sofa antik buatan luar negeri
yang kainnya dipintal menjadi sebuah tapestry. Rak buku yang menutupi salah
satu dindingnya. Buku-buku dari luar negeri pun tampak berjajar lengkap. Peralatan
dari merek-merek terkenal dan mahal seperti Ginori dan Wedgewood yang tertata
rapi di dalam kabinet.
Ada perbedaan yang begitu menonjol dari cara
penulisan cerita pendek di antara sesama anggota. Cara penulisan Takaoka Shiyo
berbeda dengan yang lainnya. Penggunaan bahasanya lebih ringan. Sementara yang
lain saya rasa sama saja, sehingga saya kurang begitu memahami perbedaan
sifat/karakter tokoh-tokoh lainnya.
Dan untuk endingnya, benar-benar membuat saya
terkejut.
“Yang bisa menjadikan
seorang tokoh utama menjadi tokoh utama adalah…peran pembantu. Bukan peran
pembantu yang sembarangan, tapi peran pembantu yang tahu posisinya akan membuat
pesona tokoh utama menonjol. Selain itu, dia tidak akan berusaha menjadi lebih
menonjol daripada tokoh utama.” –hlm.226
Untuk
kekurangannya, saya rasa hampir tidak ada cacat. Saya tidak menemukan
kekurangan yang begitu menonjol. Terjemahannya juga bagus. Alurnya sedikit
membingungkan namun menarik. Overall, novel ini sangat bagus + cocok
untuk menemani para pembaca di akhir pekan *Yeyy \(^-^)/ 3.5 Bintang untuk novel ini.
"Kalau kau ingin
menggerakkan orang sesuai dengan kehendakmu, genggamlah rahasianya….” –hal.237
kalau dilihat dari reviewnya, sepertinya remaja banget yak.
BalasHapushebat ya, sekolah disana ada banyak klub sastra..
genrenya emang YA kok :)
Hapus