Judul : A Game Of Thrones
Nama Penulis : George R.R Martin
Pewajah Sampul : Defi Lesmawan
Tata Letak Isi : Yhogi Yhordan
Penerjemah : Barokah Ruziati
Penyunting : Lulu Fitri Rahman dan Tim
Redaksi Fantasious
Pemeriksa Aksara : Westeros Indonesia
Penerbit : Fantasious
Tanggal Terbit : Maret 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-0900-29-2
Rating : 5 dari 5 bintang
“Beberapa
rahasia lebih aman jika tetap tersembunyi. Beberapa rahasia terlalu berbahaya
untuk dibagi, bahkan dengan orang-orang yang kaucintai dan kau percayai.” –hlm.
394
Raja Aerys Targeryan terbunuh setelah
melakukan tindakan gila dengan membuka gerbang King’s Landing untuk kedatangan
Lord Tywin Lannister bersama 12.000 orang yang menyatakan kesetiaan. Targeryan
yang sudah terbiasa dengan penghianatan itu tak tahu kalau sebenarnya Lannister
datang untuk membalas mereka dengan cara yang sama. Setelah meninggal,
perebutan takhta itu jatuh kepada Robert Baratheon.
Eddard Stark pemimpin Klan Stark yang
tinggal di Winterfell bersama istrinya, Catelyn Tully, lima anak kandungnya
–Robb Stark, Sansa Stark, Arya Stark, Bran Stark, dan Rickon Stark—juga satu
anak haramnya bernama Jon Snow dan satu anak asuhnya bernama Theon Greyjoy
mendapat firasat buruk kala ia ditunjuk sebagai Tangan Kanan Raja yang baru
oleh Raja Robert—temannya sendiri, menggantikan Jon Arryn yang meninggal.
Dengan berat hati, Eddard Stark menempuh
perjalanan ke selatan menuju King’s Landing untuk memenuhi kehormatan besar
Raja Robert yang diberikan padanya dengan membawa serta kedua anak gadisnya,
Sansa dan Arya serta menyelidiki kematikan Jon Arryn yang terasa janggal
baginya. Robb, Bran dan Rickon tetap tinggal di Winterfell bersama Catelyn,
sementara Jon Snow ikut dengan Benjen Stark ke Tembok Besar untuk bergabung
dengan Garda Malam.
“Aku tak bermaksud menakutimu, tapi aku juga takkan
berbohong padamu. Kita datang ke tempat gelap
yang berbahaya, Nak. Ini bukan Winterfell. Kita punya musuh yang bermaksud jahat pada kita. Kita tak boleh
berperang di antara kita sendiri. Kekeraskepalaanmu ini, pelarianmu, kata-kata
marah, ketidakpatuhan…di rumah, semua ini hanya permainan musim panas
anak-anak. Di sini dan sekarang, dengan musim dingin yang sebentar lagi datang,
kondisinya sangat berbeda. Sudah
waktunya bersikap dewasa.” –hlm. 241
Kewajiban dan tugas-tugas berat telah
menanti Eddard Stark kala ia sampai di King’s Landing. Berbagai urusan dan
kejadian-kejadian yang menimpanya di King’s Landing benar-benar
menggerogotinya, membuatnya merindukan Winterfell. Permasalahan tentang
utang-utang raja, dan keinginan Raja Robert untuk membunuh Daenerys Tageryan
yang masih anak-anak dan mengandung (dalam hal ini Ned tidak setuju) membuat
kepalanya berdentum-dentum.
Sementara di lain pihak, keturunan
terakhir Klan Targeryan, Viserys Targeryan dan adiknya Daenerys Targeryan yang
selamat dari perang karena berhasil melarikan diri mencoba merebut takhta
secara diam-diam. Viserys memaksa adik perempuannya, Daenerys, untuk menikah (lebih
tepatnya menjual adiknya) dengan Khal Drogo, penguasa bangsa Dothraki, tujuannya
adalah untuk mendapatkan sepuluh ribu pejuang Dothraki yang akan ia gunakan
untuk menyapu bersih Tujuh Kerajaan, dan Kekaisaran akan berdiri menyambut
dirinya sebagai raja yang sah.
Disela-sela tugasnya, Ned diam-diam
menyelidiki kematian Jon Arryn yang terasa janggal. Ia membaca buku tebal
Maester Agung Malleon berjudul “Silsilah dan Sejarah Klan-klan Besar di
Tujuh Kerajaan, Dengan Deskripsi Sejumlah besar Bangsawan Laki-laki dan
Perempuan Serta Anak-anak Mereka” yang sempat dibaca Jon Arryn sebelum
meninggal.
“Emas kalah
dari arang” hlm. –543
Ketika akhirnya Ned mampu memecahkan
teka-teki akan kematian Jon Arryn, saat itulah malapetaka telah datang
menyambutnya.
Tywin Lannister dari Klan Lannister
menyatakan perang saat mengetahui bahwa salah satu anaknya, Tyrion Lannister
(memiliki julukan Setan Kecil) menjadi tawanan Catelyn Tully karena diduga
telah mencoba membunuh Bran Stark. Lady Catelyn membawa Tyrion menuju ke Lembah
Arryn untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Ketika akhirnya perang itu meletus, mau
tak mau, Robb Stark, yang menjadi lord
Winterfell, menggantikan ayah dan ibunya yang telah pergi, memutuskan untuk memimpin
pasukannya menuju Selatan. Usianya masih lima belas tahun saat itu, namun ia
harus bersikap dewasa untuk menyelamatkan keluarga, Klan dan juga rumah tinggalnya,
Winterfell. Memang harus ada yang pergi, untuk mempertahankan Neck dan membantu
Klan Tully melawan pasukan Lannister, namun, Maester Luwin mendesak Robb untuk tidak
harus pergi. Ia bisa menugaskan Hal Mollen atau Theon Greyjoy atau salah satu lord pengikutnya untuk memimpin pasukan.
Dan Robb menolaknya.
“Ayahku tak mungkin mengirim orang untuk mati
sementara dia meringkuk seperti penakut di balik dinding Winterfell.” –Robb
Stark –hlm. 651
Jon Snow yang saat perang itu meletus
berada di Tembok besar pun tak dapat melakukan apa-apa. Maester Aemon
mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menyuruh Jon tinggal atau pergi, dan keputusan
itu hanya Jon sendiri yang harus memutuskannya. Kalau ia pergi, ia akan
dianggap desertir, ia sudah mengambil sumpah sebagai anggota Garda Malam. Kalau
ia tetap tinggal, ia seperti pengecut. Bagaimana ia bisa tetap tinggal ketika
ayahnya, saudara-saudara tirinya tengah menghadapi bahaya yang besar di luar
sana ?
“Kini giliranku berjaga. Aku akan terus berjaga
sampai ajalku tiba. Aku adalah pedang dalam kegelapan. Aku adalah pengawas di
benteng. Aku adalah api penakluk angin, cahaya pembawa fajar, sangkakala
peringatan, perisai pelindung manusia. Hidup
dan kehormatanku kubaktikan pada Garda Malam. Mulai malam ini…dan setiap
malam sesudahnya.” –hlm. 879
Saat
memainkan perebutan takhta,
pilihannya
adalah menang atau mati… –hlm.
545
Inilah negeri tempat matahari terbenam.
Negeri dengan tujuh kerajaan, tempat klan-klan besar saling berebut takhta.
Source : here
Klan
Baratheon, dengan rusa jantan bermahkota dengan
warna hitam berlatar emas yang menjadi simbol. Semboyan mereka berbunyi Yang Kami Miliki adalah Amarah.
Klan
Stark, dengan simbol direwolf abu-abu
berlatar putih es sebagai simbol dan semboyan Musim Dingin Akan Datang.
Klan
Lannister dengan singa emas berlatar mereka merah
tua yang angkuh dan semboyan Dengar
Raunganku!
Klan
Tully yang memilih lambing ikan trout melompat,
warna perak berlatar biru dan merah serta semboyan Keluarga, Kewajiban, Kehormatan yang dijunjung tinggi.
Klan
Targeryen yang namanya diucap rakyat Tujuh
Kerajaan dengan tangan gemetar, berpanji naga berkepala tiga, merah berlatar
hitam, dengan semboyan Api dan Darah.
Setiap klan terjun dalam pertempuran
besar yang dipenuhi kepala-kepala terpancung, kuda bersimbah darah, dan tombak
yang mengoyak rongga dada. Strategi dan tipu daya menjadi senjata utama mereka.
Klan mana yang akan tampil sebagai
penguasa ?
**
Selamat
datang di dunia fantasy yang penuh intrik dan konflik yang hebat serta
menakjubkan.
Tempat
dimana Klan-klan besar saling berebut tahkta, yang tak memedulikan tentang
“kebenaran”, “kebohongan”, ataupun “penghianatan.”
Ini adalah novel fantasy berskala besar
yang mampu membuat saya merasakan berbagai emosi secara bersamaan. Novel dengan
ide yang menakjubkan dan tak biasa. Saya sampai kebingungan bagaimana me-review
buku ini. Terlalu banyak menceritakan-nya, nanti dibilang “spoiler”, tapi kalau
ulasannya sedikit, nanti dibilang “ulasannya kurang banyak nih!” Heh, serba
salah.
Source : here
Namun, saya tidak meragukan lagi
kualitas dari cerita dalam novel “A Game Of Thrones” yang sudah diangkat
menjadi Serial Televisi HBO Terpopuler di Dunia ini. Ceritanya menakjubkan. It’s Great. Apalagi film “A Game of
Thrones” sendiri sudah mencapai season 5 (Dan saya belum pernah menonton
filmnya, sama sekali >.<) Sebagaimana yang diketahui, serial “A Game Of
Thrones” disutradarai oleh George R.R Martin a.k.a penulisanya sendiri
dan dibintangi oleh Peter Dinklage (Tyrion Lannister), Lena Headey (Cersei
Lannister), Nikolaj Coster Waldau (Jaime Lannister), Michelle Fairley
(Catelyn Stark), Richard Madden
(Robb Stark), Sophie Turner (Sansa Stark), Maisie Williams (Arya
Stark), Issac Hempstead-Wright (Bran
Stark), Kit Harington (Jon Snow), Emilia Clarke (Daenerys Targeryen), Iain Glen (Jorah Mormont), Jack Gleeson (Joffrey Baratheon), Rory McCann (Sandor Clegane), Aidan Gillen (Petyr Baelish), Alfie Allen (Theon Greyjoy).
Karena saya termasuk pembaca baru dari novel
karya George R.R Martin ini, jadi saya hanya akan mengatakan kelebihan dan
kekurangan dalam buku ini. Dan kelebihan serta kelemahan dalam buku ini adalah
penggunakan tokoh-tokohnya yang seabrek. Iya, bener-bener seabrek alias buanyyak
banget tokoh dalam A Game Of Thrones ini yang mungkin akan membuat kalian
bingung.
+ Karena banyaknya tokoh yang dihadirkan
penulis, konflik dalam novel ini jadi bervariasi dan tidak terpusat pada
konflik tokoh utama saja.
+ Untungnya penulis mampu menonjolkan
satu per satu sifat para tokohnya, sehingga pembaca tak akan berasa dibebani
dengan banyaknya tokoh.
+ Saya suka penggambaran karakter tokoh-tokoh dari
novel ini. Memang karakter-karekter para tokohnya tidak dijelaskan secara
gamblang di bagian awal, namun melalui teknik show don’t tell, di sepanjang cerita, saya dapat menemukan
bagaimana karakter mereka.
+ Penulis berhasil membuat pembaca (khususnya saya)
merasakan setiap emosi yang dihadirkan. Jujur, dalam beberapa bab, saya sempat
menangis karena kuatnya emosi yang disuguhkan penulis melalui tokoh-tokohnya.
+ Cerita-nya tidak membuat saya bosan membalikkan
halaman demi halaman sampai akhir. Novel ini masuk kategori novel porsi besar
dan buku bantal. Kenapa porsi besar dan buku bantal ? Novel ini memiliki 948
halaman, yang akan membuatmu dapat menghabiskannya dalam berhari-hari bahkan
minggu. Dan saya akan merasa salut kalau ada orang yang mampu menghabiskan
buku ini dalam satu hari #haha. Hiraukan saja kicauan nggak penting saya.
Tentunya jika ada kelebihan, ada juga kekurangannya.
- Meskipun beberapa kali penulis menyajikan konflik
untuk membangun suasana, namun saya merasa konfliknya kurang tajam dan terkesan
biasa.
- Bagi pembaca yang tidak suka narasi yang
panjang-panjang, kemungkinan akan sulit menikmati karya luar biasa ini. Karena
memang, novel ini menghadirkan narasi yang panjang merobek mata.
- Ukuran font
size untuk novel ini juga terlalu kecil. Kalian harus benar-benar melek
untuk baca cerita dalam novel ini. Mungkin karena penerbit ingin membatasi
jumlah halamannya yang barangkali kalau font-nya
agak besar akan membuat novel ini semakin tebal juga. (Font size kecil aja
sudah mencapai 948 halaman, bagaimana kalau font-nya lebih besar lagi?
Ough…saya tidak bisa membayangkannya)
- Dan yang terakhir adalah saya masih menemukan
typo. Beberapa typo yang mengganggu momen-momen indah saya dalam membaca buku
ini. Contoh ada dihalaman 197, 240, 307, dsb. Beberapa kesalahan itu seperti
tidak adanya spasi.
Source : here
Tokoh favorit saya dalam novel ini adalah Jon Snow. Pria yang hebat, tidak mudah
menyerah. Dia adalah dirinya; Jon Snow. Ia cerdas, pikirannya setajam pedangnya
and he is a good man.
Tapi dalam novel ini, laki-laki yang baik pun nggak
cukup untuk bertahan di antara pengkhianatan dan kekuasaan. Dan dalam novel ini
saya tahu bahwa semakin
banyak orang baik yang ada di pihakmu, kau tak pernah tahu bahwa ada lebih
banyak lagi (bisa berkali-kali lipat) orang yang tidak menyukaimu, yang akan
berusaha untuk menjatuhkanmu dari segala penjuru.
Terlepas dari itu semua, novel ini terasa hampir
sempurna untuk saya yang termasuk penyuka genre fantasy. Yahh….harapan terakhir
adalah semoga seri kedua-nya segera terbit ^-^
sering denger tentang ini sih,
BalasHapuskatanya banyak scene sedarahnya ni..
Yup bener. Berdarah-darah, wkwk
HapusTunggu sampai buku2 selanjutnya. Konfiknya bakal lebih seru dan bikin pengen gigit bantal.. :p
BalasHapusUdah baca buku ini? Wow, aku saja belum selesai. Menurutku Game of Thrones versi novel sama tv seriesnya sama-sama bagus. Memang sih aku sendiri belum nonton langsung serinya, tapi dengar-dengar dari kicauan grup pecinta buku ini Game of Thrones versi film sama serunya dengan yang di buku.
BalasHapusSejauh ini aku masih memfavoritkan karakter John Snow, kalau kamu?
Kalau udah selesai baca ini, coba lanjut baca sequelnya yang baru terbit beberapa bulan lalu deh, Clash of King x)