Judul : Friends Don’t Kiss
Nama Penulis : Syafrina Siregar
Cover : Orkha Creative
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2014
Edisi : Cetakan Pertama
Tebal : 208 hlm
ISBN : 978-602-03-1078-7
“Menyusui bukan sekedar menyusui.
Menyusui bisa menjadi suatu hal yang sangat indah. Seperti ikatan yang sangat
istimewa antara ibu dan bayi. Sesuatu yang tidak akan bisa tergantikan.”
–hlm. 126
Mia Ramsy adalah gadis yang berprofesi sebagai
seorang konselor ASI di IBM (Indonesian Breastfeeding Mothers) sebuah
organisasi ibu menyusui di Indonesia. Ia hanya salah seorang sukarelawan yang
ingin memperjuangkan hak seorang bayi untuk mendapatkan ASI. Dan termasuk gadis
yang selalu mewanti-wanti kepada ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI
Ekslusif kepada bayinya selama 6 bulan dan bukannya susu formula. Karena
baginya menyusui adalah salah satu ekspresi cinta terbesar seorang ibu bagi
anaknya.
Dilain pihak ada Hardian Subagyo. Laki-laki pemilik
Prima Gold. Perusahaan susu formula yang membukukan laba fantastis tahun lalu
namun berulang kali melakukan kesalahan dalam melakukan pemasaran yang menurut
IBM melanggar kode etik.
Dan tanpa diduga, Ryan, secara tak sengaja bertemu
dengan Mia melalui kecelakaan kecil di tempat parkir sebuah rumah sakit. Ya,
kebiasaan Mia yang tak sengaja menyeruduk mobil orang membawanya bertemu dengan
sosok laki-laki bernama Ryan.
Diawali dengan kecelakaan kecil di tempat parkir,
berlanjut ke kartu nama dan nomor telepon, makan malam sampai makan siang
bersama. Pertemuan yang unik dan manis bukan ?
Dan sebuah kejutan diberikan penulis di pertengahan
cerita. Tentang terkuaknya identitas Ryan yang menghancurkan hubungannya dengan
Mia. Juga tentang perbedaan kepentingan yang berulang kali membuat Mia harus
mengambil keputusan antara mempertahankan atau melepaskan ?
“Aku memang Hardian Subagyo, Mia. Tapi
tidak akan aku biarkan namaku mempengaruhi hubungan kita.”
–Ryan –hlm. 171
Dalam buku ini kak Syafrina berbagi ilmu yang
tentunya sangat bermanfaat. Baik bagi para pembaca seperti saya maupun kepada
para ibu hamil / menyusui yang membaca buku ini. Bahwa ASI Ekslusif itu memang
sangat baik untuk bayi. ASI Ekslusif tidak bisa dibandingkan dengan susu
formula atau apapun.
Memang
karakter kedua tokoh utama tidak dijelaskan secara gamblang di bagian awal,
namun melalui teknik show not tell, di sepanjang cerita, saya dapat
menemukan bagaimana karakter mereka.
Selain
karakternya, saya juga menyukai latar dari novel ini, yaitu latar belakang
mengenai pentingnya ASI dan proses menyusui yang cukup menarik. Ya, kelebihan
dari novel ini adalah latar belakang yang diangkat oleh penulis. Penjelasan
penulis tentang pentingnya ASI Ekslusif, perbedaan ASI dan susu formula, dan
juga informasi-informasi penting tentang ibu menyusui ini sangat bermanfaat.
Istilah macam inisiasi menyusu dini, hormon prolaktin, kolostoum, baby blues
syndrome akan kalian temukan di novel ini.
Meskipun lebih banyak membahas soal ASI tapi unsur
romance di dalam novel ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Ya, unsur romance
di dalam buku ini sangat terasa. Konflik yang disajikan penulis pun beragam.
Baik konflik tentang masalah ASI maupun percintaan sang tokoh utama yang
berulang kali membuat emosi saya naik turun.
Ceritanya memang to the point tapi tidak
terkesan mendadak. Penulis menggunakan alur maju dan sangat rapi. Kesan pertama
lihat covernya, suka. Tidak terlalu rame dengan segala macam hiasan tapi juga
tidak dibiarkan kosong. Eye Catching. Intinya sih, simple, tapi
tidak mengurangi nilai keindahan dari covernya sendiri. Apalagi logo ibu
menyusui di bagian bawah pojok kiri cover sudah menggambarkan isi dari
ceritanya.
4 bintang untuk novel yang syarat akan ilmu dan
kisah romance yang mengagumkan tapi tidak membuat saya jenuh ini. Sebuah
novel yang bisa menjadi teman untuk membunuh waktu.
0 komentar:
Posting Komentar