Review #18 That Summer Breeze

on Kamis, 25 Desember 2014



Judul : That Summer Breeze – Beri aku kesempatan kedua
Nama Penulis : Orizuka
Penyunting : Ria Dahlianti
Perancang Sampul : Opung
Penata Letak : Niken Pratiwi
Penerbit : Puspa Populer
Tanggal Terbit : 2013
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-9397-64-2

Sinopsis :
Sejak Reina memutuskan sekolah di Amerika, Ares dan Orion tidak tahu lagi kabar gadis berkepang dua itu. Ia menghilang begitu saja tanpa kabar. Padahal, sudah berjanji bertemu lagi untuk membuka surat permohonan yang mereka buat 10 tahun lalu.

Ares menganggap Reina sudah mengkhianati janjinya. Ia tidak mempercayai gadis itu lagi. Ares tidak ingin mencari tahu keberadaan Reina, apalagi menunggunya. Hanya Orion yang masih semangat menanti kedatangan Reina. Sejak ia menerima e-mail yang mengejutkan dan membangkitkan semua kenangan yang terkubur dalam-dalam di otaknya. E-mail dari Reina. Reinanya.

Reina ternyata tidak lupa akan janjinya. Reina juga tak sabar untuk bertemu seseorang. Seseorang yang sangat dirindukannya.

Apa yang terjadi ketika Reina bertemu lagi dengan si kembar Ares dan Orion? Bagaimana cara Reina menghadapai Ares yang skeptis dan emosional, bahkan tidak memedulikannya? Mungkinkah Reina lebih memilih Orion yang cerdas dan jago basket? Ikuti terus kisah seru mereka.

“Walaupun seluruh dunia udah berpaling dari kamu, kamu harus yakin, kamu bakal nemuin aku sebagai satu-satunya orang yang masih menghadap kamu.” (hlm. 110)

Saya kembali menemukan seorang penulis yang menggunakan tokoh kembar. Yupp…That Summer Breeze. Untuk kedua kalinya kak Orizuka menggunakan tokoh kembar, setelah Oppa & I. Kadang saya sedikit bingung, akhir-akhir ini saya banyak menemukan penulis yang menggunakan karakter tokoh kembar. Well, memang saya rasa tokoh kembar dengan kepribadian yang berbeda akan menjadikan konflik dari suatu cerita menjadi menarik.

Wait, soal Ares, That Summer Breeze ini menceritakan tentang si kembar Ares dan Orion yang memiliki dua kepribadian yang berbeda.
Ares—penyuka musik rock, suka berkelahi, karakternya disini digambarkan sebagai anak yang naughty, kacau, dan bodoh.
Orion—cerdas, jago basket, karakternya disini digambarkan sebagai anak yang penurut dan selalu bisa membanggakan orang tuanya.

Mereka adalah dua tokoh kembar yang saling membenci satu sama lain. Dalam hal ini saya tidak tahu alasan mereka saling membenci. Atau sebenarnya memang ada penjelasan di dalam novel ini tapi saya lupa (>_<) *Maafkan ingatan saya yang buruk.

Ada juga sosok Reina yang digambarkan sebagai teman masa kecil Ares dan Orion. Berbeda dengan Orion yang selalu berharap akan kedatangan Reina untuk menepati janjinya sepuluh tahun lalu untuk membuka surat permohonan mereka, Ares malah memilih untuk tak mempercayai gadis itu lagi. Ia beranggapan bahwa gadis itu tak akan pernah datang lagi. Tak ada yang bisa diharapkan dari masa lalunya.

Ini kedua kalinya saya baca That Summer Breeze. Waktu pertama kali baca novel ini, saya masih bisa mengembangkan imajinasi saya tentang bagaimana rupa tokoh-tokohnya, namun setelah melihat film dari novel ini sendiri dan sekarang dibaca untuk yang kedua kalinya, imajinasi saya jadi mentok di imajinary cast dari film-nya.

Konflik yang disajikan penulis benar-benar kuat. Dari awal saya sudah merasakan adanya konflik. Tentang pertengkaran antara Ares dan ayahnya yang terjadi hampir setiap hari. Lalu tentang ibu mereka, yang juga sudah terlambat untuk memberi kasih sayang lagi pada Ares. Bahkan ketika kebenaran mengatakan bahwa Ares tidak bersalah, semua orang terlalu gengsi untuk minta maaf.

Ughh…baca novel ini bikin mata saya perih. Bawaannya pengen nangis. Why? Karena ketidakadilan yang Ares dapatkan. Kenapa anak kembar itu selalu dibanding-bandingkan ? Ketika yang satu jatuh, bukannya di beri semangat untuk bangkit lagi, malah dikasih cercaan yang bilang kamu itu bodoh, nggak kayak bla…bla…bla… Bukannya bisa bangkit lagi, yang ada malah down. Kenapa saya bisa bicara seperti itu ? Karena saya pernah mengalaminya. Oke, stop. Fokus!

“Seseorang mengharapkannya. Seseorang melihatnya. Seseorang ingin selalu bersamanya. Seseorang suka padanya.” (hlm. 91)

Awal pertama Reina kembali, Orion senang bukan main, sementara Ares bersikap dingin pada Reina. Yaa…gadis kecil berkepang dua itu akhirnya kembali setelah sepuluh tahun lamanya tepat pada saat ulang tahun si kembar Ares dan Orion. Ia menjelma menjadi sosok gadis cantik dengan rambut panjang yang bergelombang.

Butuh usaha yang keras untuk membuat Ares mau membuka hatinya lagi untuk Reina. Reina bahkan melakukan hal nekat dengan mematikan sebatang rokok di tangannya demi mendapatkan perhatian Ares.

“Susah juga ya ngedapetin perhatian kamu, aku harus menderita dulu.” (hlm. 73)

Ada banyak hal mengejutkan yang saya temui di dalam novel ini, yang membuat saya tak henti-hentinya mengaga. Terkejut sekaligus speechless. Terutama alasan kenapa Ares masih sulit membaca dan terlihat bodoh di mata ayahnya.

Well, saya ingin segera menyelesaikan tulisan ini, kalau terlalu panjang saya khawatir saya akan menangis lagi. Jangan bertanya soal ending-nya kepada saya, karena saya tidak mampu menjawabnya. Tidak, setelah novel ini membuat saya menangis tengah malam dan membuat mata saya bengkak keesokan harinya.
Finally, 5 bintang untuk novel ini.

4 komentar:

  1. novelnya memang bagus.
    tapi saya rasa, film nya nggak sebagus novel nya :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, pemikiran kamu sama kyak saya. Film-nya kurang greget

      Hapus
  2. Novel ini bener-bener membawa pembaca untuk terhanyut dalam kisah hidup ares yang jauh dari kata bahagia.. satu kata buat ka orizuka hebat.. dia selalu membuat pembaca bisa nangis tersedu-sedu saat membaca ceritanya.. seperti saya yang dari awal baca novel ini udah nangis..terharu sama ares apalagi reina.. saya kagum sama sosoknya di novel ini.




    Numpang promo ya jangan lupa juga buat berkunjung ke blog saya:
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal
    terimakasih sebelumnya

    BalasHapus