Judul
: That Summer Breeze – Beri aku kesempatan kedua
Nama
Penulis : Orizuka
Penyunting
: Ria Dahlianti
Perancang
Sampul : Opung
Penata
Letak : Niken Pratiwi
Penerbit
: Puspa Populer
Tanggal
Terbit : 2013
Edisi
: Cetakan Pertama
ISBN
: 978-602-9397-64-2
Sinopsis
:
Sejak
Reina memutuskan sekolah di Amerika, Ares dan Orion tidak tahu lagi kabar gadis
berkepang dua itu. Ia menghilang begitu saja tanpa kabar. Padahal, sudah
berjanji bertemu lagi untuk membuka surat permohonan yang mereka buat 10 tahun
lalu.
Ares
menganggap Reina sudah mengkhianati janjinya. Ia tidak mempercayai gadis itu
lagi. Ares tidak ingin mencari tahu keberadaan Reina, apalagi menunggunya.
Hanya Orion yang masih semangat menanti kedatangan Reina. Sejak ia menerima
e-mail yang mengejutkan dan membangkitkan semua kenangan yang terkubur
dalam-dalam di otaknya. E-mail dari Reina. Reinanya.
Reina
ternyata tidak lupa akan janjinya. Reina juga tak sabar untuk bertemu
seseorang. Seseorang yang sangat dirindukannya.
Apa
yang terjadi ketika Reina bertemu lagi dengan si kembar Ares dan Orion?
Bagaimana cara Reina menghadapai Ares yang skeptis dan emosional, bahkan tidak
memedulikannya? Mungkinkah Reina lebih memilih Orion yang cerdas dan jago
basket? Ikuti terus kisah seru mereka.
“Walaupun seluruh dunia
udah berpaling dari kamu, kamu harus yakin, kamu bakal nemuin aku sebagai
satu-satunya orang yang masih menghadap kamu.”
(hlm. 110)
Saya
kembali menemukan seorang penulis yang menggunakan tokoh kembar. Yupp…That Summer Breeze. Untuk kedua kalinya
kak Orizuka menggunakan tokoh kembar, setelah Oppa & I. Kadang saya sedikit
bingung, akhir-akhir ini saya banyak menemukan penulis yang menggunakan
karakter tokoh kembar. Well, memang
saya rasa tokoh kembar dengan kepribadian yang berbeda akan menjadikan konflik
dari suatu cerita menjadi menarik.
Wait,
soal Ares, That Summer Breeze ini menceritakan tentang si kembar Ares dan Orion
yang memiliki dua kepribadian yang berbeda.
Ares—penyuka musik rock,
suka berkelahi, karakternya disini digambarkan sebagai anak yang naughty,
kacau, dan bodoh.
Orion—cerdas, jago
basket, karakternya disini digambarkan sebagai anak yang penurut dan selalu
bisa membanggakan orang tuanya.
Mereka
adalah dua tokoh kembar yang saling membenci satu sama lain. Dalam hal ini saya
tidak tahu alasan mereka saling membenci. Atau sebenarnya memang ada penjelasan
di dalam novel ini tapi saya lupa (>_<) *Maafkan ingatan saya yang buruk.
Ada
juga sosok Reina yang digambarkan sebagai teman masa kecil Ares dan Orion.
Berbeda dengan Orion yang selalu berharap akan kedatangan Reina untuk menepati
janjinya sepuluh tahun lalu untuk membuka surat permohonan mereka, Ares malah
memilih untuk tak mempercayai gadis itu lagi. Ia beranggapan bahwa gadis itu
tak akan pernah datang lagi. Tak ada yang bisa diharapkan dari masa lalunya.
Ini
kedua kalinya saya baca That Summer
Breeze. Waktu pertama kali baca novel ini, saya masih bisa mengembangkan
imajinasi saya tentang bagaimana rupa tokoh-tokohnya, namun setelah melihat
film dari novel ini sendiri dan sekarang dibaca untuk yang kedua kalinya,
imajinasi saya jadi mentok di imajinary cast dari film-nya.
Konflik
yang disajikan penulis benar-benar kuat. Dari awal saya sudah merasakan adanya
konflik. Tentang pertengkaran antara Ares dan ayahnya yang terjadi hampir
setiap hari. Lalu tentang ibu mereka, yang juga sudah terlambat untuk memberi
kasih sayang lagi pada Ares. Bahkan ketika kebenaran mengatakan bahwa Ares
tidak bersalah, semua orang terlalu gengsi untuk minta maaf.
Ughh…baca
novel ini bikin mata saya perih. Bawaannya pengen nangis. Why? Karena ketidakadilan yang Ares dapatkan. Kenapa anak kembar
itu selalu dibanding-bandingkan ? Ketika yang satu jatuh, bukannya di beri
semangat untuk bangkit lagi, malah dikasih cercaan yang bilang kamu itu bodoh,
nggak kayak bla…bla…bla… Bukannya bisa bangkit lagi, yang ada malah down.
Kenapa saya bisa bicara seperti itu ? Karena saya pernah mengalaminya. Oke, stop. Fokus!
“Seseorang
mengharapkannya. Seseorang melihatnya. Seseorang ingin selalu bersamanya.
Seseorang suka padanya.” (hlm. 91)
Awal
pertama Reina kembali, Orion senang bukan main, sementara Ares bersikap dingin
pada Reina. Yaa…gadis kecil berkepang dua itu akhirnya kembali setelah sepuluh
tahun lamanya tepat pada saat ulang tahun si kembar Ares dan Orion. Ia menjelma
menjadi sosok gadis cantik dengan rambut panjang yang bergelombang.
Butuh
usaha yang keras untuk membuat Ares mau membuka hatinya lagi untuk Reina. Reina
bahkan melakukan hal nekat dengan mematikan sebatang rokok di tangannya demi
mendapatkan perhatian Ares.
“Susah juga ya
ngedapetin perhatian kamu, aku harus menderita dulu.”
(hlm. 73)
Ada
banyak hal mengejutkan yang saya temui di dalam novel ini, yang membuat saya
tak henti-hentinya mengaga. Terkejut sekaligus speechless. Terutama alasan
kenapa Ares masih sulit membaca dan terlihat bodoh di mata ayahnya.
Well,
saya ingin segera menyelesaikan tulisan ini, kalau terlalu panjang saya
khawatir saya akan menangis lagi. Jangan bertanya soal ending-nya kepada saya,
karena saya tidak mampu menjawabnya. Tidak, setelah novel ini membuat saya
menangis tengah malam dan membuat mata saya bengkak keesokan harinya.
Finally,
5 bintang untuk novel ini.
novelnya memang bagus.
BalasHapustapi saya rasa, film nya nggak sebagus novel nya :|
Hehe, pemikiran kamu sama kyak saya. Film-nya kurang greget
HapusNovel ini bener-bener membawa pembaca untuk terhanyut dalam kisah hidup ares yang jauh dari kata bahagia.. satu kata buat ka orizuka hebat.. dia selalu membuat pembaca bisa nangis tersedu-sedu saat membaca ceritanya.. seperti saya yang dari awal baca novel ini udah nangis..terharu sama ares apalagi reina.. saya kagum sama sosoknya di novel ini.
BalasHapusNumpang promo ya jangan lupa juga buat berkunjung ke blog saya:
obat kista tradisional.
obat pelangsing herbal
terimakasih sebelumnya
Iyaa~~ terimakasih sudah berkunjung :)
Hapus