[Review] Endless Love

on Minggu, 15 November 2015



Judul : Endless Love
Nama Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penyunting : Arumdyah Tyasayu
Proofreader : Dini Novita Sari
Cover Designer : Angelina Setiani
Ilustrasi Isi : Frendy Putra
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Januari 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-44-4
Rating : 3 dari 5 bintang

Mereka dipertemukan oleh seutas benang merah.
Bermula dari suatu kejadian yang melibatkan benang merah, kenangan manis di antara mereka pun perlahan terukir. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, salah seorang dari mereka memilih untuk mengubur kenangan itu dalam-dalam.

Siapa yang mengira bahwa Liang Jing Hao, laki-laki dingin perwakilan perusahaan Red Line Soft Tech yang berhati dingin itu, dulunya adalah pria yang selalu penuh dengan tawa?

Dan siapa juga yang akan menyangka bahwa Song Rui En, pelukis jalanan yang selalu menunggu di depan bandara itu, dulunya adalah wanita yang hidup penuh kemewahan?

Saat mereka bertemu kembali, dapatkan kenangan tentang benang merah itu menghadirkan kebahagiaan bagi kedua orang tersebut?

Atau. . . .malah sebaliknya?
***
“Pria dan wanita yang sudah terhubung oleh benang merah, betapa pun keduanya saling membenci dan mendendam, pada akhirnya akan menikah, menjadi sepasang suami istri” —hal.67

Pertemuannya dengan Jing Hao yang sangat menjengkelkan bagi Rui En membuat keduanya malah terikat seutas benang merah. Bermula dengan benang dari rok Rui En yang terkait pada rak gantungan yang dibawa Jing Hao  saat lelaki itu dikejar-kejar polisi karena berjualan di jalan. Karena tak terima dibuat malu seperti itu, Rui En meminta ganti rugi pada Jing Hao yang notabennya memiliki kehidupan yang serba kekurangan.

Pertemuan itu akhirnya berujung pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang semakin mendekatkan mereka. Hingga perasaan bernama ‘cinta’ hinggap dalam hati masing-masing. Namun, seolah Tuhan tengah menguji cinta mereka, saat akhirnya keduanya mengetahui perasaan masing-masing, Jing Hao malah menghilang.

Rin En selalu setia menanti Jin Hao, wanita itu percaya bahwa lelaki yang disukainya itu akan kembali. Dia melepaskan semua-nya, melepaskan mimpinya untuk pergi ke Paris, melepaskan diri dari segala kekayaannya, tinggal dirumah yang dulu pernah ditempati oleh Jin Hao dan juga memilih menjadi seorang pelukis jalanan dan selalu datang ke bandara untuk menunggu kepulangan Jin Hao.

Tempat yang selalu diagungkannya sebagai tempat memohon kepulangan orang yang dicintainya, malah menjadi tempat yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. Pergulatannya selama tiga tahun seolah tidak ada artinya ketika kenyataan pahit itu harus Rui En telan.


“Semua orang selalu bilang bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi bodoh.” –hlm. 77
“Membuang seseorang dari dalam hatimu? Itu cuma bisa terjadi kalau kau sudah benar-benar tidak menyukainya sama sekali. Begitu kau menyukai seseorang, tak peduli apa kau memilih untuk bertahan atau melepaskannya, semua itu tidak bisa begitu saja terjadi. Memilih satu di antara dua pilihan? Kau mengatakannya dengan begitu mudah, tetapi sebenarnya tidak semudah itu untuk dilakukan…” –hlm. 159

“Hati seorang manusia sangatlah rumit. Hatiku pun begitu rumit. Hatiku pun begitu rumit. Sepertinya ada ratusan suara berbicara di dalam hatiku! Ada yang menyuruhku untuk melepaskannya, ada yang menyuruhku untuk memberanikan diri. Ada yang menyuruhku untuk tetap berharap akan keajaiban. Melihat lebih dekat ke dalam hati, katamu? Sayangnya, aku tidak tahu hati mana yang memiliki jawaban yang benar!” –hlm. 159

***

Awal-awal baca buku ini saya agak bingung. Scene awal adalah kejar-kejaran antara seorang laki-laki dan perempuan lalu tanpa adanya penghubung berhentinya suatu scene berganti menjadi kejadian tabrak lari, kemudian beralih di dalam pesawat. Ini apa maksudnya? Agak membingungkan. Setelah saya coba ulangi kembali, ternyata itu part flashback, namun kehadiran flashback itu sendiri malah membuat runyam.

Ide ceritanya memang berbeda dengan melibatkan benang merah. Namun, setelah membaca buku ini, gambaran benang merah dalam pikiran saya dengan buku ini tidak sama. Saya mengira akan ada unsur legenda benang merah itu sendiri, ternyata tidak. Dan menurut saya hal itu tidak membuatnya istimewa. Kalau saja diselipkan legenda dari benang merah itu sendiri, mungkin lain ceritanya.

Saya suka bagaimana penulis mengombang-ambingkan emosi dan perasaan pembaca. Saat bagaimana Jing Hao berperang dengan perasaannya sendiri, antara ingin terus bersama Rui En namun akhirnya memilih untuk memaksakan dirinya sendiri menjauhi wanita itu sehingga hatinya sendiri remuk redam membuat emosi saya naik turun. Antara ingin marah dan kecewa. Semuanya meledak. Emosi yang coba dihadirkan penulis benar-benar strong. Like it!

Entah ini karena saya baru pertama kali baca novel Mandarin atau apa, saya merasa nama tokohnya hampir sama. Hingga saya pusing dibuatnya. Haha…mungkin ini karena saya kurang familiar dengan nama-nama orang China yang susah dihafalkan dan dibaca :D

Meskipun buku ini menceritakan ketertarikan benang merah antara Jing Hao dan Rui En, saya suka saat penulis memberikan ruang lebih bagi para tokoh pendamping lainnya. Seperti tokoh Xin Jie. Bagaimana penulis menjelaskan kondisi tokoh tersebut membuat konflik dari cerita ini tidak berpusat pada tokoh utama saja.

Ditengah cerita, penulis menghadirkan flashback hubungan antara Jing Hao dan Rui En. Pertemuan pertama mereka, sampai bagaimana akhirnya mereka terpisah selama 3 tahun. Saya sangat suka kehadiran flashback ini, namun klimaks dari konfliknya tidak berada di part tersebut. Klimaks dari konfliknya berada pada masa sekarang. But..It’s no problem. Alur ceritanya terlalu mendadak dan terkesan dipaksakan. Beberapa kali saya bahkan dibuat sebal karena hal ini. Catatan lainnya tentang novel ini adalah…I like the cover, really. Covernya manis banget.

Saya suka bagaimana penulis menggambarkan karakter tokoh wanita utama, Rui En. Yang diam-diam merasa bersalah dan terlalu gengsi untuk minta maaf. Berpura-pura marah dan berbicara seenanknya lalu setelahnya merasa dirinya terlalu galak dan menyakiti orang lain. Ending-nya? Hmm…kurang nendang dan terkesan flat. Padahal saya sudah memasang ekspektasi besar bahwa ending dari novel ini akan menarik atau setidaknya membuat saya senyum-senyum sendiri. Tetapi sayang, saya tidak menemukannya.

1 komentar:

  1. Aku baru tahu kalau Haru penah menerbitkan M-Novel yang judulnya Endless Love ini wkwkwk kudet banget XD
    Jujur, saat membaca kalimat pertama yang membicarakan tentang benang merah, aku langsung tertarik dengan jalan cerita yang novel Endless Love usung ini. Kupikir, itu ada sangkut pautnya dengan legenda yang benar-benar terjadi pada 2 orang yang ditakdirkan untuk bersama. Tentang 2 orang yang tak bisa saling menjauh dalam jarak tertentu karena dibatasi oleh benang merah tersebut. Tapi ternyata bukan, ya. Kedua tokoh utama ternyata bertemu karna insiden kecil yang menyebabkan rok sang tokoh utama tersangkut dengan gangtungan tokoh utama cowoknya XD. Penasaran sih, kayaknya menarik juga sekalian nambah koleksi M-Novel XD

    BalasHapus