[Review] The Unbroken Vow

on Rabu, 23 September 2015


 
Judul : The Unbroken Vow
Nama Penulis : Kezia Evi Wiadji
Desain Cover : Marcel A.W.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-03-1963-6
Rating : 4 dari 5 bintang

Di usianya yang masih muda, Ivy Sutedja boleh berbangga diri. Ia memiliki semua yang diimpikan oleh wanita seusianya. Usaha bridal yang mapan, putri cilik yang menggemaskan, dan kehidupan tenang bersama laki-laki tampan bernama Ethan Wicaksana.

Sampai suatu hari, guru anaknya, berada di antara dirinya dan Ethan, mengguncang kehidupan nyamannya. Kemudian muncul laki-laki lain yang menawarkan bahunya untuk Ivy bersandar, terutama ketika terror masa lalu mengincar nyawanya.
***

“Semua orang mengalami masalah, karena…begitulah hidup. Selama kita bernafas, masalah akan selalu ada. Intinya, kamu akan memiliki kacamata apa dan bagaimana kamu menyikapinya.” –hlm. 216

Kehidupan Ivy bersama Cindy—putri kecilnya dan Ethan terasa baik-baik saja sebelum kehadiran wanita itu. Yang masuk dan mengacaukan kehidupannya yang tenang. Sally. Guru TK dari putri kecilnya. Semua berawal ketika Ivy mendadak tidak bisa menjemput Cindy, wanita itu menyuruh Ethan untuk menjemputnya. Dan dari situlah semuanya berasal. Ajakan untuk mengantar pulang sebagai bentuk rasa terimakasih, berlanjut dengan minum es krim bersama ternyata membuat sosok wanita bernama Sally itu sedikit demi sedikit mulai merasuki benak Ethan.

Perilaku Ethan yang mulai berubah semenjak menggantikannya menjemput Cindy. Ethan yang jarang makan malam bersama. Ethan yang jarang memasak di rumah yang sebetulnya adalah hobi pria itu. Semua kegiatan yang dulu dengan mudah dipercaya Ivy, kini menjadi tanda tanya besar.

Sementara di lain pihak, pertemuan tak sengajanya dengan Max, membuat Ivy dibombardir Hannah untuk segera move on.

“Apa lagi yang kamu harapkan, Vy? Kebahagiaanmu dan Cindy sudah di depan mata. Kamu hanya tinggal meraihnya. Hanya orang bodoh yang menangisi kepergian laki-laki yang tidak lagi memperdulikan, sementara Tuhan telah mendatangkan laki-laki lain yang baik, yang sayang pada Cindy dan bisa menerima keadaanmu.” –hlm. 158

Ketika akhirnya semua terbongkar, hubungan mereka sudah tak lagi sama. Ada kecanggungan yang tiba-tiba merambati diri masing-masing.
***
Saya coba untuk nggak spoiler disini, tapi rasanya susah banget. Tangan saya gatel pengen nulis semua ceritanya + unek-unek saya untuk novel ini. Gemes banget! #haha

Oke, cerita ini bergulir dengan sudut pandang orang ketiga. Namun cukup seimbang karena penulis menceritakan isi dari novelnya melalui sudut pandang Ivy dan Ethan. Ide dari cerita ini memang umum dan terkesan biasa, tapi penulis mampu mengemas cerita ini dengan gaya yang berbeda. Yang membuat saya menyukainya dan rasanya kecewa ketika akhirnya saya sampai pada akhir halaman. #PengenBacaTerus

Pernah baca novel dengan isi cerita ‘datangnya orang ketiga’ yang mampu merusak sebuah hubungan? Rasanya gimana? Geregetankan pengen nimpuk tuh orang ketiga? Dan bagaimana kalau penulis malah menghadirkan orang ke-empat juga dalam ceritanya? Saya acungi jempol deh buat mba Kezia ini. Intrik dan konflik karena kehadiran orang ke-tiga dan ke-empat ini berhasil membuat saya sebal. Sikap Ivy dan Ethan dalam menghadapi rumitnya hubungan mereka karena kehadiran orang ke-tiga dan ke-empat tadi berhasil membuat saya geregetan juga. Gemas rasanya melihat dua tokoh utama ini yang pura-pura cuek tapi **** (Awas, spoiler)

Dari awal cerita saya sempat merasa ada yang janggal. Entahlah, sepertinya penulis memang tengah menyembunyikan sesuatu yang tidak boleh diketahui pembaca di awal. Dan ternyata penulis meledakkan bom-nya di tengah-tengah cerita yang berhasil membuat saya berkata ; ‘Oh, jadi gini kebenarannya.’

Karakter-karakter dalam buku ini terasa nyata. Saya merasa seolah-olah menjadi bagian dari mereka dan menonton drama yang sedang mereka mainkan. Tidak ada tembok penghalang antara pembaca dan tokoh yang coba dihadirkan oleh penulis. Apalagi penulis juga menyuguhkan kisah trauma masa lalu Ivy yang membuat konflik dari cerita ini semakin bervariasi.

Saya merekomendasikan novel ini untuk siapa aja deh. Nggak terbatas buat yang suka novel romance, atau yang suka genre dewasa, dan pernikahan.

1 komentar:

  1. Saya suka banget novel ini karena saya memang punya dan pernah membacanya. Apalgi sama mba Rani novel ini dinilai 4 dari 5. So awesome !!
    Menurut aku, novel ini mang rekomended banget bagi orang yang hubungannya sedang memasuki masa kritis seperti dalm cerita. Juga bagi pasangan yang sedang ada orang ketiga dalam hubungan mereka. Buku ini bisa sekaligus jadi 'tuntunan' buat mereka. he....

    BalasHapus