Nama Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penyunting : Arumdyah Tyasayu
Proofreader : Dini Novita Sari
Cover Designer : Angelina Setiani
Ilustrasi Isi : Frendy Putra
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Januari 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-44-4
Rating : 3 dari 5 bintang
Mereka dipertemukan oleh seutas benang
merah.
Bermula
dari suatu kejadian yang melibatkan benang merah, kenangan manis di antara
mereka pun perlahan terukir. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, salah
seorang dari mereka memilih untuk mengubur kenangan itu dalam-dalam.
Siapa
yang mengira bahwa Liang Jing Hao, laki-laki dingin perwakilan perusahaan Red
Line Soft Tech yang berhati dingin itu, dulunya adalah pria yang selalu penuh
dengan tawa?
Dan
siapa juga yang akan menyangka bahwa Song Rui En, pelukis jalanan yang selalu
menunggu di depan bandara itu, dulunya adalah wanita yang hidup penuh
kemewahan?
Saat
mereka bertemu kembali, dapatkan kenangan tentang benang merah itu menghadirkan
kebahagiaan bagi kedua orang tersebut?
Atau.
. . .malah sebaliknya?
***
“Pria
dan wanita yang sudah terhubung oleh benang merah, betapa pun keduanya saling
membenci dan mendendam, pada akhirnya akan
menikah, menjadi
sepasang suami istri” —hal.67
Pertemuannya
dengan Jing Hao yang sangat menjengkelkan bagi Rui En membuat keduanya malah
terikat seutas benang merah. Bermula dengan benang dari rok Rui En yang terkait
pada rak gantungan yang dibawa Jing Hao
saat lelaki itu dikejar-kejar polisi karena berjualan di jalan. Karena
tak terima dibuat malu seperti itu, Rui En meminta ganti rugi pada Jing Hao
yang notabennya memiliki kehidupan yang serba kekurangan.
Pertemuan
itu akhirnya berujung pada pertemuan-pertemuan berikutnya yang semakin
mendekatkan mereka. Hingga perasaan bernama ‘cinta’ hinggap dalam hati
masing-masing. Namun, seolah Tuhan tengah menguji cinta mereka, saat akhirnya
keduanya mengetahui perasaan masing-masing, Jing Hao malah menghilang.
Rin
En selalu setia menanti Jin Hao, wanita itu percaya bahwa lelaki yang
disukainya itu akan kembali. Dia melepaskan semua-nya, melepaskan mimpinya
untuk pergi ke Paris, melepaskan diri dari segala kekayaannya, tinggal dirumah
yang dulu pernah ditempati oleh Jin Hao dan juga memilih menjadi seorang
pelukis jalanan dan selalu datang ke bandara untuk menunggu kepulangan Jin Hao.
Tempat
yang selalu diagungkannya sebagai tempat memohon kepulangan orang yang
dicintainya, malah menjadi tempat yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Pergulatannya selama tiga tahun seolah tidak ada artinya ketika kenyataan pahit
itu harus Rui En telan.
“Semua
orang selalu bilang bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi bodoh.” –hlm.
77
“Membuang
seseorang dari dalam hatimu? Itu cuma bisa terjadi kalau kau sudah benar-benar
tidak menyukainya sama sekali. Begitu kau menyukai seseorang, tak peduli apa
kau memilih untuk bertahan atau melepaskannya, semua itu tidak bisa begitu saja
terjadi. Memilih satu di antara dua pilihan? Kau mengatakannya dengan begitu
mudah, tetapi sebenarnya tidak semudah itu untuk dilakukan…” –hlm.
159
“Hati
seorang manusia sangatlah rumit. Hatiku pun begitu rumit. Hatiku pun begitu
rumit. Sepertinya ada ratusan suara berbicara di dalam hatiku! Ada yang
menyuruhku untuk melepaskannya, ada yang menyuruhku untuk memberanikan diri.
Ada yang menyuruhku untuk tetap berharap akan keajaiban. Melihat lebih dekat ke
dalam hati, katamu? Sayangnya, aku tidak tahu hati mana yang memiliki jawaban
yang benar!” –hlm. 159
***
Awal-awal
baca buku ini saya agak bingung. Scene awal adalah kejar-kejaran antara seorang
laki-laki dan perempuan lalu tanpa adanya penghubung berhentinya suatu scene
berganti menjadi kejadian tabrak lari, kemudian beralih di dalam pesawat. Ini
apa maksudnya? Agak membingungkan. Setelah saya coba ulangi kembali, ternyata
itu part flashback, namun kehadiran flashback itu sendiri malah membuat runyam.
Ide
ceritanya memang berbeda dengan melibatkan benang merah. Namun, setelah membaca
buku ini, gambaran benang merah dalam pikiran saya dengan buku ini tidak sama.
Saya mengira akan ada unsur legenda benang merah itu sendiri, ternyata tidak.
Dan menurut saya hal itu tidak membuatnya istimewa. Kalau saja diselipkan
legenda dari benang merah itu sendiri, mungkin lain ceritanya.
Saya
suka bagaimana penulis mengombang-ambingkan emosi dan perasaan pembaca. Saat
bagaimana Jing Hao berperang dengan perasaannya sendiri, antara ingin terus
bersama Rui En namun akhirnya memilih untuk memaksakan dirinya sendiri menjauhi
wanita itu sehingga hatinya sendiri remuk redam membuat emosi saya naik turun.
Antara ingin marah dan kecewa. Semuanya meledak. Emosi yang coba dihadirkan
penulis benar-benar strong. Like it!
Entah
ini karena saya baru pertama kali baca novel Mandarin atau apa, saya merasa
nama tokohnya hampir sama. Hingga saya pusing dibuatnya. Haha…mungkin ini
karena saya kurang familiar dengan nama-nama orang China yang susah dihafalkan
dan dibaca :D
Meskipun
buku ini menceritakan ketertarikan benang merah antara Jing Hao dan Rui En, saya
suka saat penulis memberikan ruang lebih bagi para tokoh pendamping lainnya.
Seperti tokoh Xin Jie. Bagaimana penulis menjelaskan kondisi tokoh tersebut
membuat konflik dari cerita ini tidak berpusat pada tokoh utama saja.
Ditengah
cerita, penulis menghadirkan flashback
hubungan antara Jing Hao dan Rui En. Pertemuan pertama mereka, sampai bagaimana
akhirnya mereka terpisah selama 3 tahun. Saya sangat suka kehadiran flashback
ini, namun klimaks dari konfliknya tidak berada di part tersebut. Klimaks dari konfliknya
berada pada masa sekarang. But..It’s no
problem. Alur ceritanya terlalu mendadak dan terkesan dipaksakan. Beberapa
kali saya bahkan dibuat sebal karena hal ini. Catatan lainnya tentang novel ini
adalah…I like the cover, really.
Covernya manis banget.
Saya
suka bagaimana penulis menggambarkan karakter tokoh wanita utama, Rui En. Yang
diam-diam merasa bersalah dan terlalu gengsi untuk minta maaf. Berpura-pura
marah dan berbicara seenanknya lalu setelahnya merasa dirinya terlalu galak dan
menyakiti orang lain. Ending-nya? Hmm…kurang nendang dan terkesan flat. Padahal
saya sudah memasang ekspektasi besar bahwa ending dari novel ini akan menarik
atau setidaknya membuat saya senyum-senyum sendiri. Tetapi sayang, saya tidak
menemukannya.
Aku baru tahu kalau Haru penah menerbitkan M-Novel yang judulnya Endless Love ini wkwkwk kudet banget XD
BalasHapusJujur, saat membaca kalimat pertama yang membicarakan tentang benang merah, aku langsung tertarik dengan jalan cerita yang novel Endless Love usung ini. Kupikir, itu ada sangkut pautnya dengan legenda yang benar-benar terjadi pada 2 orang yang ditakdirkan untuk bersama. Tentang 2 orang yang tak bisa saling menjauh dalam jarak tertentu karena dibatasi oleh benang merah tersebut. Tapi ternyata bukan, ya. Kedua tokoh utama ternyata bertemu karna insiden kecil yang menyebabkan rok sang tokoh utama tersangkut dengan gangtungan tokoh utama cowoknya XD. Penasaran sih, kayaknya menarik juga sekalian nambah koleksi M-Novel XD