Judul : The Unbroken Vow
Nama Penulis : Kezia Evi Wiadji
Desain Cover : Marcel A.W.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-03-1963-6
Rating : 4 dari 5 bintang
Di
usianya yang masih muda, Ivy Sutedja boleh berbangga diri. Ia memiliki semua
yang diimpikan oleh wanita seusianya. Usaha bridal yang mapan, putri cilik yang
menggemaskan, dan kehidupan tenang bersama laki-laki tampan bernama Ethan
Wicaksana.
Sampai
suatu hari, guru anaknya, berada di antara dirinya dan Ethan, mengguncang
kehidupan nyamannya. Kemudian muncul laki-laki lain yang menawarkan bahunya
untuk Ivy bersandar, terutama ketika terror masa lalu mengincar nyawanya.
***
“Semua
orang mengalami masalah, karena…begitulah hidup. Selama kita bernafas, masalah
akan selalu ada. Intinya, kamu akan memiliki kacamata apa dan bagaimana kamu
menyikapinya.” –hlm. 216
Kehidupan Ivy bersama Cindy—putri kecilnya dan Ethan
terasa baik-baik saja sebelum kehadiran wanita itu. Yang masuk dan mengacaukan
kehidupannya yang tenang. Sally. Guru TK dari putri kecilnya. Semua berawal
ketika Ivy mendadak tidak bisa menjemput Cindy, wanita itu menyuruh Ethan untuk
menjemputnya. Dan dari situlah semuanya berasal. Ajakan untuk mengantar pulang
sebagai bentuk rasa terimakasih, berlanjut dengan minum es krim bersama
ternyata membuat sosok wanita bernama Sally itu sedikit demi sedikit mulai
merasuki benak Ethan.
Perilaku Ethan yang mulai berubah semenjak
menggantikannya menjemput Cindy. Ethan yang jarang makan malam bersama. Ethan
yang jarang memasak di rumah yang sebetulnya adalah hobi pria itu. Semua
kegiatan yang dulu dengan mudah dipercaya Ivy, kini menjadi tanda tanya besar.
Sementara di lain pihak, pertemuan tak sengajanya
dengan Max, membuat Ivy dibombardir Hannah untuk segera move on.
“Apa
lagi yang kamu harapkan, Vy? Kebahagiaanmu dan Cindy sudah di depan mata. Kamu
hanya tinggal meraihnya. Hanya orang bodoh yang menangisi kepergian laki-laki
yang tidak lagi memperdulikan, sementara Tuhan telah mendatangkan laki-laki
lain yang baik, yang sayang pada Cindy dan bisa menerima keadaanmu.” –hlm.
158
Ketika akhirnya semua terbongkar, hubungan mereka
sudah tak lagi sama. Ada kecanggungan yang tiba-tiba merambati diri
masing-masing.
***
Saya coba untuk nggak spoiler disini, tapi rasanya
susah banget. Tangan saya gatel pengen nulis semua ceritanya + unek-unek saya
untuk novel ini. Gemes banget! #haha
Oke, cerita ini bergulir dengan sudut pandang orang
ketiga. Namun cukup seimbang karena penulis menceritakan isi dari novelnya
melalui sudut pandang Ivy dan Ethan. Ide dari cerita ini memang umum dan
terkesan biasa, tapi penulis mampu mengemas cerita ini dengan gaya yang
berbeda. Yang membuat saya menyukainya dan rasanya kecewa ketika akhirnya saya
sampai pada akhir halaman. #PengenBacaTerus
Pernah baca novel dengan isi cerita ‘datangnya orang
ketiga’ yang mampu merusak sebuah hubungan? Rasanya gimana? Geregetankan pengen
nimpuk tuh orang ketiga? Dan bagaimana kalau penulis malah menghadirkan orang
ke-empat juga dalam ceritanya? Saya acungi jempol deh buat mba Kezia ini.
Intrik dan konflik karena kehadiran orang ke-tiga dan ke-empat ini berhasil
membuat saya sebal. Sikap Ivy dan Ethan dalam menghadapi rumitnya hubungan
mereka karena kehadiran orang ke-tiga dan ke-empat tadi berhasil membuat saya
geregetan juga. Gemas rasanya melihat dua tokoh utama ini yang pura-pura cuek
tapi **** (Awas, spoiler)
Dari awal cerita saya sempat merasa ada yang
janggal. Entahlah, sepertinya penulis memang tengah menyembunyikan sesuatu yang
tidak boleh diketahui pembaca di awal. Dan ternyata penulis meledakkan bom-nya
di tengah-tengah cerita yang berhasil membuat saya berkata ; ‘Oh, jadi gini
kebenarannya.’
Karakter-karakter dalam buku ini terasa nyata. Saya
merasa seolah-olah menjadi bagian dari mereka dan menonton drama yang sedang
mereka mainkan. Tidak ada tembok penghalang antara pembaca dan tokoh yang coba
dihadirkan oleh penulis. Apalagi penulis juga menyuguhkan kisah trauma masa
lalu Ivy yang membuat konflik dari cerita ini semakin bervariasi.
Saya merekomendasikan novel ini untuk siapa aja deh.
Nggak terbatas buat yang suka novel romance, atau yang suka genre dewasa, dan
pernikahan.
Saya suka banget novel ini karena saya memang punya dan pernah membacanya. Apalgi sama mba Rani novel ini dinilai 4 dari 5. So awesome !!
BalasHapusMenurut aku, novel ini mang rekomended banget bagi orang yang hubungannya sedang memasuki masa kritis seperti dalm cerita. Juga bagi pasangan yang sedang ada orang ketiga dalam hubungan mereka. Buku ini bisa sekaligus jadi 'tuntunan' buat mereka. he....